Kabar

Bupati dan Walikota di Jateng harus Bisa Naikkan Pendapatan Warganya

Published

on

JAYAKARTA NEWS – Bupati dan walikota di Jawa Tengah harus bisa menaikkan pendapatan per kapita dan menekan laju inflasi serta menaikkan pertumbuhan ekonomi. Demikian dikatakan Kepala BKKBN Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo Sp.O.G (K) dalam rapat kerja daerah BKKBN Perwakilan Jawa Tengah, Senin (13/2/2023) di Hotel Santika Semarang.

Rakerda tersebut membahas evaluasi dan strategi dalam program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana) dan program percepatan penurunan stunting.
Menurut Hasto, Provinsi Jawa Tengah sudah memasuki masa bonus demografi.

Hasto merujuk data dependency ratio antara orang yang bekerja dan tidak bekerja. Tahun 2015 setiap 100 orang menanggung 48,1 orang yang tidak bekerja. Tahun 2020 setiap orang menanggung 47 orang yang tidak bekerja. “Ternyata tahun ini ini juga merupakan puncak keemasan Jawa Tengah. Tahun 2025 rasio orang yang menjadi tanggungan jumlahnya naik lagi. Dan pada tahun 2035 rasionya sudah 100 berbanding 51 orang yang menjadi tanggungan,” kata Hasto.

Diperkirakan tahun 2035 nanti komposisi penduduk di Jawa Tengah akan didominasi lansia. Dan, Jawa Tengah merupakan barometer dalam percepatan penurunan stunting.

Pada kesempatan itu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, stunting adalah persoalan bersama dan menjadi bagian penting dalam menyiapkan generasi masa depan Indonesia. “Jadi kita serius mengatasi stunting, tentu saja bersama BKKBN. Tadi juga BKKBN sudah menyerahkan DAK BPKB. Jadi bukan tidak ada dananya dari BKKBN. Sehingga kita harus optimalkan dan maksimalkan untuk mengatasi stunting,” katanya menegaskan.

Strategi yang akan dilakukan Ganjar dan jajarannya ada tiga hal. Pertama, praktik-praktik baik di kabupaten dan kota yang berhasil perlu dijadikan contoh. Kedua, data ibu hamil harus akurat. Ketiga, ibu hamil yang beresiko harus mendapatkan perhatian utama, sehingga saat melahirkan mereka tertolong.
Strategi tersebut sekaligus menjadi upaya menurunkan angka kematian bayi dan ibu hamil serta upaya preventif mengatasi stunting. “Intervensi yang sudah dilakukan oleh Jawa Tengah bekerjasama dengan BKKBN antara lain, menyebarkan beras fortifikasi, mencegah perkawinan dini dengan slogan ‘Jo Kawin Bocah’ dan integrasi ‘Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng’, ” kata Ganjar. (laks)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version