Feature

Berastagi Keren: Kuda Berpempers, Foto Selfie Pun Nyaman

Published

on

Pajak Buah Berastagi, bersih dan indah dengan hiasan payung warna-warni. Foto: Melva Tobing

SIAPA yang tidak tahu Berastagi? Kota keren ini bahkan ada di dalam permainan Monopoli. Saya tahu kota ini sejak kecil, yaaa… dari monopoli itu. Berastagi, kota wisata yang untuk mendapatkannya diperlukan dana, “uang-uangan”, cukup besar. Dan saya selalu ingin memiliki kota ini sekalipun harus membayar mahal, dengan uang monopoli.

Dan ketika menikah dengan pria kelahiran tanah ini, maka Berastagi bukan lagi menjadi kota idaman dalam permainan, tetapi selalu menjadi kota yang merangsang untuk dihampiri. Udaranya sejuk, tanahnya subur. Bunga apa saja menjadi nikmat dipandang dan dibelai. Buah dan sayuran apa saja menjadi begitu merangsang untuk dicicipi.

Ibarat seorang perempuan, tidak memandang usianya, yang senantiasa diberikan sentuhan dan perhatian, dia akan menampilkan kecantikannya, keceriaannya dan kegairahannya. Demikian pun Berastagi, akan terus melenggang menggairahkan untuk dihampiri, dikunjungi, dinikmati keindahannya, keterpesonaannya ketika diberikan sedikit sentuhan pada kota ini.

Kuda Berpempers

Kuda berpempers di Pajak Buah Berastagi. Foto: Melva Tobing

Sebagai contoh, kebersihannya. Di kota ini, ada tempat terkenal namanya Pajak Buah. Ini bukan hanya tempat berjualan sayuran dan buah, tapi juga untuk orang berwisata kuda sambil menikmati jagung rebus dan jagung bakar. Berkuda menjadi bagian layanan wisata yang menyenangkan di Pajak Buah ini. Tidak sedikit anak-anak dan bahkan orang dewasa, ingin menikmati wisata berkuda ini. Untuk menjaga kebersihan tempat ini, sejak tahun 2017, kuda-kuda wisata ini diharuskan pakai pempers.

Membiasakan kuda pakai pempers bukanlah hal mudah. Memerlukan beberapa hari untuk melatih kuda agar tidak risih dengan benda baru di bagian tubuhnya itu. Seperti yang diceritakan Dodi, tentang kudanya yang diberi nama Aura, bagaimana reaksi kuda tersebut ketika baru “berkenalan” dengan pempers. “Agak geli juga dia waktu baru dipakaikan pempers itu, kakinya sering disepak-sepakkan, gitu bu. Tapi sekarang sudah biasa,” ujar Dodi sumringah menceritakan pengalamannya memakaikan pempers kuda.

Sudah dua tahun Dodi mencari nafkah dengan menyewakan kuda berkeliling di kota Berastagi. Menurut pria kelahiran tahun 1980 itu, ada perubahan yang cukup nyata dengan kuda berpempers. “Lebih bersih-lah bu sekarang…. Dulu sebelum kuda dikenakan pempers, beberapa meter jalan, kuda sudah buang kotoran, sekarang tidak lagi,” ujar Dodi lagi kepada Jayakartanews.com.

Berastagi kereeen…. Foto: Melva Tobing

Dari pengamatan penulis pun memang ada perubahan yang sangat nyata. Kalau tahun-tahun sebelumnya ketika penulis berkunjung ke kota ini, tidak jarang terlihat kotoran kuda di tempat wisata ini, sekarang sudah bersih dan nyaman. Jadi tidak salah kalau saat ini ada istilah Berastagi Keren.

Suatu target yang ingin dicapai oleh kelompok yang bernama PWBS (Persadaan Warga Berastagi Sekitarnya). Kelompok ini terdiri dari para perantau Berastagi yang diketuai Dalwan Ginting yang menginginkan agar Berastagi menjadi kota wisata yang Keren dan selalu ingin dikunjungi orang banyak. “Banyak yang ingin kami benahi agar kota kami ini menjadi tujuan utama wisata di Indonesia. Di antaranya kebersihan dan membuat kota ini menarik dengan memasang payung warna warni di sekitar pajak buah,” ujar pria yang berprofesi notaris di Jawa Barat ini.

Maka, saat ini di Pajak Buah Berastagi, makan jagung rebus, tidak hanya nikmat tapi juga nyaman sambil menyalurkan hobi terpendam yaitu berfoto selfie, tentunya untuk dipamerkan di medsos. Memang betul, Berastagi keren!!! ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version