Entertainment

‘Batuan Etnic Fusion’ Gebrak Artoz

Published

on

Batuan Etnic Fusion meramu jazz dengan musik diatonik (foto Tyas)

JAYAKARTA NEWS— Musikus jazz asal Bali, I Wayan Balawan lebih terkenal di mancanegara daripada di Indonesia.

Lulusan Australian Music Institute ini studi musik dan mendapat bea siswa di Australia selama tiga tahun dan kerap melanglang ke beberapa negara bersama kelompok Batuan Etnic Fusion yang dibentuknya seperti ke Singapura, Korsel, Belanda, Amerika, Jepang, Kuba, Uzbekistan dll.

“Balawan konsisten membawa jazz ke pentas dunia,” kata beberapa pengamat musik.
Malam itu, bersama Batuan Etnic Fusion, Balawan menggebrak Artoz, kafe di Energy Building, Jakarta milik pengusaha Arifin Panigoro.

“Kami sudah lima kali ganti paspor karena kerap main di luar negeri,” tutur Balawan, suami Gusti Ayu Kamaratih dan ayah seorang anak ini.

Balawan dan gitar double neck (foto keluarga)

Balawan memang tersohor berkat teknik ‘touch tapping’ dan memainkan gitar double neck.
Energi Balawan meletup bahkan turun panggung dan duduk sembari memainkan gitarnya di sebelah khalayak jazz di Artoz.

Sementara 6 musisi Batuan tetap bergairah mengolaborasi musik jazz dengan musik pentatonik Bali yaitu gamelan Gangsa dan kendang. Nadanya sangat dinamis. “Gamelan gangsa bisa memainkan 17 nada dalam 1 menit. Instrumen ini lihai berganti nada dasar untuk menyesuaikan dengan lagu yang akan kita mainkan,” ungkap Balawan yang dijuluki ‘crazy player’ dari Pulau Dewata.

Dua guest star malam itu adalah Jyesta Balawan dan Reyhan alias Reyharp yang memainkan mini harmonika secara apik.

Jyesta Balawan, anak Balawan yang berusia 8 tahun melantunkan ‘Spain’ dari Chick Corea dengan apik. Like father like son.

Sebuah nomor pop ‘Semua Bisa Bilang’ dibawakan dengan harmoni dan irama jazz yang kental dan bernyawa. Khalayak diajak menyanyi dan bergoyang bersama.

Satu hal yang perlu diberi punten tinggi dari Balawan adalah rekam jejak dan perjuangannya yang tak kenal lelah adalah dia pandai meramu dan mengolaborasikan musik tradisi/musik etnis Bali dengan musik diatonik (jazz) Barat.

“Musik etnik dari daerah enggak kalah dibanding musik Barat. Generasi milenial kita harus bangga musik pentatonik gamelan. Jangan lupakan itu !,” pungkas Balawan berapi-api.

Tunggu saja kehadiran performa Batuan Etnic Fusion di event lain atau mungkin akan sepanggung dengan Trisum (3 B yaitu Budjana, Balawan dan Bontot Tohpati).
Wait and see ! (pik)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version