Ekonomi & Bisnis
Yang Muda Menangkap Peluang Emas
JAYAKARTA NEWS – Mohammad Rizal (36 th) pemilik rental playstation (PS) di Jl. Syech Yusuf, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari. Sudah 10 tahun ia buka usaha rental PS dan kini mempekerjakan dua orang. Semula PS hanya usaha sampingan. Yang utama adalah warung kopi. Namun yang berkembang justru rentalnya yang terletak di ruang samping warung.
Dengan menjual emas 17 gram, usaha rental dibenahi dan ditambah unitnya hingga sekarang 15 unit. Tempatnya makin luas karena kedai warkop seluruhnya dijadikan area rental PS. “Meja kursi ga beli lagi, tinggal ganti usaha saja, “ papar Rizal yang mengaku kalah bersaing dalam bisnis warung kopinya.
Ia bersyukur masih punya simpanan emas sehingga bisa cepat berbenah. Hal serupa dialami Ibu Andari (58), beralamat di Jl. Donorejo, Kec. Wonorejo, Pasuruan, Jawa Timur. Untuk merehab toko dan menambah barang jualan dari modal jual perhiasan emas. “Jika memerlukan 2-3 juta ya disekolahkan saja, “ Istilah dia jika menggadaikan emas ke Pegadaian.
Punya perhiasan emas sebagai simpanan/ tabungan cukup membantu dalam memenuhi kebutuhan terutama yang mendesak meski gramasinya kecil. Karena emas mudah dijual atau digadaikan saja jika kebutuhannya kecil. Itulah pandangan mereka.
Hal yang sama dilakoni Hayati (46) ibu rumah tangga asal Pelembang yang tinggal di Banjeng, Depok, Yogyakarta. Instrumen emas sebagai tabungan dilakukan atas saran mertuanya yang suka beli perhiasan emas tapi bukan untuk dipakai melainkan sebagai simpanan/ tabungan. Namun Hayati simpan emasnya di Pegadaian.
Simpanan emas dialokasikan untuk kebutuhan jangka menengah dan panjang, membangun rumah maupun biaya sekolah ketiga anaknya. “Puji Tuhan, cukup tercover dengan simpanan emas itu. Kebetulan harga emas kan terus naik, jadi tidak terlalu pusing ketika anak-anak masuk sekolah, SMP dan SMA, “ aku Hayati yang suaminya seorang ASN ini.
Harkat atau nilai emas tampaknya tidak hanya melekat pada namanya tapi juga esensinya. Menurut falsafahnya, emas sebagai simbol kemakmuran dan kecemerlangan. Ternyata benda logam yang banyak digunakan sebagai perhiasan ini, emas bernilai investasi yang purbawi dan cukup aman.
“Instrumen investasi emas itu sudah turun temurun dari nenek moyang kita. Instrumen emas ini dipercaya sebagai instrumen investasi yang sudah terbukti dari zaman ke zaman, “ kata Kadek Eva Suputra, Kepala Divisi Produk Emas PT Pegadaian, Jakarta kepada jayakartanews, Senin lalu (3/4). Bahkan emas, menurut pria asal Bali ini dianggap sebagai alat lindung nilai atau safety haven.
Di saat krisis, seperti ketika terjadi wabah Covid 19 tahun 2020, katanya, harga emas cenderung naik, mencapai Rp 1 juta/ gram. Sebuah literatur yang ditulis Asriani, MH dalam desertasinya terkait investasi emas juga menyatakan hal serupa. Nilai emas akan semakin naik dengan cepat, karena pada saat terjadi krisis ekonomi, para investor akan cenderung memilih investasi yang lebih aman dan emaslah yang dinilai paling aman.
Kadek Eva Suputra juga mengemukakan, meski harga emas fluktuatif sebagaimana kurs mata uang, namun dalam jangka panjang cenderung naik. Analoginya demikian, jika dulu beli kambing setara 4 gram emas, maka sekarang pun beli kambing ya senilai 4 gram emas, meski angka rupiahnya mungkin lebih besar dibanding dulu.
Menangkap Peluang
Menurut Kadek, anak-anaklah muda yang cenderung bisa menangkap peluang dengan menabung emas. Jumlahnya cukup signifikan. “Sebenarnya investasi emas itu untuk semua segmen. Namun investasi emas ini tampaknya diminati orang muda. Bahkan trennya banyak dari kalangan mileneal, “ ungkap Kadek.
Di Unit Pegadaian Cabang (UPC) Pasar Baru, Kabupaten Karawang misalnya, menurut seorang karyawan para nasabah yang nabung emas cenderung meningkat dan banyak dari kalangan mileneal. “Rata-rata usia 17 tahun, “ kata Dian Kwintiti yang sudah lebih dari 10 tahun di Pegadaian Karawang.
Kadek menyebutnya suatu realita yang unik terkait nasabah tabungan emas ini, lebih-lebih dengan perkembangan digitalisasi. Di Pegadaian tersedia aplikasi Tabungan Emas Digital sehingga kemudahan tersebut cenderung diminati kalangan muda, generasi digital. Menurut data 2022, saldo tabungan emas Pegadaian meningkat sebesar 5%. Usia nasabah antara 24-40 tahun. Laki-laki sebesar 67,1 % dan perempuan 32,9% sehingga saldo emas nasabah di Pegadaian mencapai lebih dari 7 ton.
Penabung emas harus benar-benar bijak, imbau Kadek. Belinya harus di tempat yang benar-benar kapabel dengan permasalahan emas. Menabung emas di Pegadaian sangat aman karena pertama, dijamin kualitasnya, 24 K kedua keamanan standar, ketiga milik pemerintah yang pasti dikelola dengan baik.
“Layanan Tabungan Emas Pegadaian sekarang under OJK (Otoritas Jasa Keuangan), benar-benar diawasi, diperiksa oleh regulator-regulator, OJK dll . Jadi aman, “ tandasnya.
Dari beberapa pengakuan nasabah, mengapa mereka menabung emas, menyimpan emas. Alasan pertama, keamanan, baik keamanan menyimpannya seperti di Pegadaian maupun nilai harganya. Akses pun kini lebih mudah dengan digitalisasi.
Faktor keamanan harus jadi perhatian utama, imbau Kadek. Selain kemudahan, yang pertama adalah keamanannya. “Aman, mudah, dan cepat, “ tegasnya lagi.
Sebagaimana diketahui terkait hukum investasi emas, kita bisa lihat fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 77/DSN-MUI/VI/2010 tentang Jual-Beli Emas Secara Tidak Tunai. Sebenarnya, seperti dikatakan Kadek di atas, tabungan emas ini sudah berlangsung turun temurun. Apakah ini sesuai syariah, sumber lain di Pegadaian mengatakan sesuai, karena tanpa bunga sebagaimana investasi emas pada umumnya. Dan bagi nasabah hanya membayar Rp 30 ribu/ tahun berapa pun jumlah tabungan emasnya.
Tabungan Emas Pegadaian adalah layanan pembelian dan penjualan emas dengan fasilitas titipan dengan harga yang terjangkau. Layanan ini memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk berinvestasi emas. Tabungan Emas Pegadaian tersedia di Kantor Cabang atau Unit Pegadaian Cabang (UPC) di seluruh Indonesia yang berjumlah 4400 outlet. Selain di outlet Pegadaian, tabungan emas yang sudah dibuka layanannya sejak Juli 2015, masyarakat bisa memanfaatkan layanan Tabungan Emas Digital.
Seiring perkembangan teknologi dan kian maraknya dunia digital, maka Tabungan emas digital menjadi pilihan yang mudah dan cepat..
Pembelian untuk nabung emas dengan harga terjangkau, mulai dari 0,01 gram atau sekitar Rp 10 ribu. “Jika kita punya uang Rp 10 ribu, Rp 50 ribu, atau Rp 100 ribu, bisa nabung emas. Emasnya disimpan di Pegadaian. Emasnya 24 K atau emas murni. Itu tabungan emas, “ jelas Kadek.
Dikatakan, menabung emas ini sebagai alternatif investasi yang aman untuk menjaga portofolio aset. Untuk Top up saldo Tabungan Emas dapat dilakukan secara online melalui chanel perbankan. Jika sewaktu-waktu memerlukan, hal itu mudah dan cepat dicairkan
Selain melalui aplikasi Tabungan Emas Digital, Pegadaian bekerjasama dengan e commerce seperti Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan lainnya sehingga mempermudah masyarakat dalam memenuhi kebutuhan melakukan transaksi dan mempermudah aktivitasnya.
Bagi pelaku UKM bisa pilih e-commerce mana yang sesuai dengan instrumen usahanya. Di Shopee misalnya, atau Tokopedia. Di Shopee sama saja dengan di Pegadaian. “Bedanya kalau langsung di Pegadaian, di sana banyak promo , juga di outlet, “ katanya berpromosi.
Buka tabungan emas lewat Pegadaian Digital. “Itu mudah banget kok caranya. Cukup data KTP saja sudah bisa buka rekening tabungan emas, “ ujar Kadek Eva Suputra.
Trust Meningkat
Kepemilikan tabungan emas ini berkembang cukup signifikan karena semakin mudah, cepat aksesnya/ transaksinya, serta aman. Sehingga trust-nya meningkat. Apalagi kalangan muda yang sangat familiar menikmati hidup serba digital di era kini dan Pegadaian pun memanjakan nasabahnya dengan digitalisasi termasuk tersedianya aplikasi Tabungan Emas Digital.
Meningkatnya nasabah tabungan emas juga diakui Direktur Utama PT Pegadaian. Dalam keterangan tertulisnya Februari lalu (10/2) Direktur Utama Pegadaian Damar Latri Setiawan mengatakan bahwa kesadaran masyarakat berinvestasi atau menabung emas semakin tinggi. Maka sebagai institusi yang mempunyai rekam jejak panjang dalam bisnis emas, perusahaan berkomitmen untuk membantu masyarakat agar semakin kuat ketahanan ekonominya dengan melakukan investasi atau menabung emas.
Jumlah nasabah yang dilayani Pegadaian secara keseluruhan memang meningkat. Data sampai Desember 2022 nasabah Pegadaian sebanyak 21, 86 juta atau naik 11, 11 % dari tahun 2021 yakni sebesar 19,67 juta orang.
Mengapa Emas
Dibanding menabung dalam “bentuk rupiah” maka menabung emas lebih stabil. Menurut Kadek, risiko-nya kecil. Memang harga emas fluktuatif, namun itu dalam jangka pendek. Dalam jangka menengah -panjang nilai harganya cenderung naik.
Pengalaman Mohammad Rizal, setelah 2-3 tahun menabung emas baru terasa untungnya. Makanya, saran dia, jangan tergoda untuk diambil jika baru setahun menabung emas. Demikian pula Hayati mengaku dalam 3-5 tahun menabung emas bisa dinikmati untungnya karena harga emas cenderung naik
Menurut Kadek, sesuai data, 10 sampai 15 tahun yang lalu kenaikan harga emas pertahun 7-8 persen. “ Artinya kalau uang akan tergerus inflasi, dll. Kalau nabung emas justru meningkat. Ini data historis 15 tahun terakhir, “ Kadek menandaskan.
Kadiv Produk Emas Pegadaian ini pun memaparkan, ada banyak riset mengatakan agar kita menjaga aset kita. Syukur apabila nilai aset itu cenderung meningkat. Jadi orang investasi emas itu bukan untuk langsung kaya mendadak, tapi untuk menjaga kekayaan kita. Dianjurkan, kalau bisa 7-15 persen aset kita itu berbentuk emas dan tentunya ada identifikasinya. Jika sewaktu-waktu ada keperluan, kondisi darurat, emas tsb bisa dijual. “Emas mudah dijual, dan likuiditasnya tinggi, “ ujarnya.
Pegadaian juga melakukan edukasi terhadap masyarakat terkait investasi emas. Bentuk edukasi dalam bentuk seminar/ tatap muka langsung maupun webinar. Misalnya edukasi terhadap komunitas ibu-ibu, karyawan agar bisa merencanakan keuangan untuk biaya sekolah anak, kuliah, membangun rumah, dan lainnya. Termasuk merencanakan keuangan hari tua atau pensiun. Bagi pelaku UKM pengembangan investasi emas cukup menarik. Mereka bisa menyimpannya dari hasil penjualan. Jadi harus mengalokasikan tabungan ke emas.
“Kami selalu melakukan edukasi. Peran kami edukasi, dan edukasi ke masyarakat itu terus kami jalankan sehingga masyarakat antusias memiliki dan menabung emas agar kondisi keuangannya terjaga, “ kata Kadek lagi. iswati