Kabar
Soal Khofifah Maju Cawapres, Ini Penjelasan Ketua PB NU
SURABAYA, JAYAKARTA NEWS –Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa tentang isue dirinya untuk maju sebagai bakal calon Wapres mendatang tidak sinkron dengan statement Ketua PB NU KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur).
Kepada awak media Gus Fahrur menyebut kalau PB NU tidak akan memberikan restu manakala Khofifah maju menjadi bakal pendamping calon presiden.
Ia menyebutkan kalau NU adalah organisasi keagamaan sehingga apa yang dikemukakan Khofifah kalau dirinya menunggu lampu hijau dari PB NU tidaklah benar.
Khofifah yang juga sebagai pengurus PB NU dalam kesempatan wawancara dengan media nasional, menyebut terkait langkah-langkah kebijakan ke depan akan didiskusikan secara organisasi.
“Langkah-langkah yang terkait dengan kebijakan organisasi harus mendapatkan ‘green light’ (lampu hijau). Itu belum, jadi perlu konfirmasi dan klarifikasi,” ucapnya.
Oleh karena itu, Gus Fahrur menegaskan PBNU tidak akan memberi rekomendasi apapun terkait langkah politik Khofifah.
“Ketum PBNU (Gus Yahya Cholil Staquf) sudah menegaskan bahwa tidak akan ada nama yang keluar dari PBNU. Siapapun kader NU yang maju, itu kapasitas dan prestasi dia sendiri. Artinya, PBNU tidak dalam ruang merestui atau mendukung siapapun,” tegasnya saat dikonfirmasi awak media, Selasa (8/8).
Terkait status Khofifah yang juga sebagai Ketua PBNU, Gus Fahrur menekankan, tidak akan ada perlakuan khusus untuk kancah politiknya. “PBNU tidak punya kapasitas untuk mendorong atau apapun. Karena statement Ketum PBNU sudah jelas bahwa kita ormas keagamaan,” katanya.
“Jadi, NU rumah yang nyaman untuk semua orang. Tidak boleh dikotak-kotak untuk kontestasi. Jadi, silakan semua punya hak yang bisa digunakan sesuai hak politik masing-masing. Tapi PBNU tidak dalam posisi mendukung atau mendorong atau mengeluarkan nama dari PBNU,” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan belum mengambil keputusan soal tawaran menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilu 2024. Penegasan itu disampaikan ketika ditanya tentang sejumlah partai politik (parpol) yang berkomunikasi kepadanya soal peluang dirinya bakal menjadi cawapres.
“Kita endapkan dulu sampai pada proses konfirmasi proses pengambilan keputusan bersama, sehingga saat ini tidak pada posisi ‘yes or no’ (ya atau tidak),” kata Khofifah menjawab pers di sela acara “Gathering Alumni Unair” di Jakarta, Minggu (6/8/2023).
Ia menyebut akan meminta pendapat sejumlah tokoh dan ulama untuk membuat atau bahkan menerima tawaran tersebut. “Saya bukan siapa-siapa. Saya akan sowan (berkunjung) minta pendapat dan nasihat para ulama, para kiai,” ucapnya.
Khofifah juga menyebutkan bahwa dirinya adalah salah satu pengurus di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, sehingga terkait langkah-langkah kebijakan ke depan juga akan didiskusikan secara organisasi.
“Langkah langkah yang terkait dengan kebijakan organisasi harus mendapatkan ‘green light’ (lampu hijau). Itu belum, jadi perlu konfirmasi dan klarifikasi, ” ucapnya.
Ia juga belum bisa mengonfirmasi apakah dirinya bersedia menjadi tim pemenangan salah satu calon presiden yaitu Ganjar Pranowo.
“Saya ini Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama yang anggotanya sekitar 32 juta. Harus ada kesepahaman dulu. Jadi, tidak sesederhana itu (menjadi tim pemenangan),” ucapnya.
Sebelumnya, Khofifah mengakui hingga saat ini sejumlah partai politik telah melakukan komunikasi dengan dirinya terkait peluang menjadi cawapres.
“Beberapa (partai) melakukan komunikasi,” katanya. (poedji)