Kabar

Sidoarjo Digelontor 20 Ton Beras Perkuat Intervensi Stabilkan Harga yang Terus Naik

Published

on

SIDOARJO, JAYAKARTA NEWS– Operasi pasar yang digelar Pemprov Jatim bersama Pemkab setempat Bulog dan PT Jatim Graha Utama mendapatkan sambutan antusias masyarakat.

Maklum dalam sepekan ini harga beras di daerah Sidoarjo menyentuh harga Rp 12 ribuan perkilo. Akibatnya masyarakat terutama yang berpenghasilan pas-pasan berkeluh kesah.

Untuk mengatasi hal tersebuy Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terus berupaya memastikan distribusi beras lancar di pasaran dan harganya kembali normal, salah satunya dengan terus memasifkan operasi pasar beras murah.

Pada hari kedua operasi pasar beras murah, Minggu (5/2) pagi, Khofifah kembali memantau langsung pelaksanaan operasi pasar di Pasar Larangan Sidoarjo.

Sebanyak 20 ton beras digelontorkan untuk disalurkan ke pedagang serta masyarakat.

Antusiasme masyarakat dan pedagang pun terlihat sejak pukul 07.30, setibanya beras pasokan dari BULOG.

Operasi pasar beras murah ini merupakan rangkaian dari operasi pasar yang akan terus digelar di seluruh Kab/Kota di Jatim sampai harga beras terpantau kembali stabil.

“Jadi mulai kemarin, saya minta Pemprov, Pemkab dan Pemkot semuaya ikut melakukan intervensi bagi perluasan distribusi beras yang untuk medium di kisaran Rp 45.000 – 46.000 /5kg,” ungkap Gubernur Khofifah seusai meninjau jalannya operasi pasar beras murah.

Jika pada operasi pasar beras murah di Surabaya pada Sabtu kemarin, beras medium dijual dengan harga Rp 9.200/kg atau Rp 46.000/5kg, maka berbeda dengan operasi pasar kali ini, beras medium dijual murah dengan harga Rp. 9.000/kg atau Rp. 45.000/5kg.

Harga tersebut juga tercatat lebih rendah dibandingkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras medium yaitu Rp 9.450/kg.

“Kalau disini tadi saya lihat untuk beras medium dijual di harga Rp 9.000/kg nya. Ini artinya masih dibawah HET yaitu Rp 9.450/kg,” kata Khofifah.

Merespon antusiasme tersebut, Gubernur Khofifah juga kembali meminta kerjasama dari seluruh stakeholder terkait juga para distributor, agar ikut membantu proses percepatan distribusi beras kepada konsumen, dengan harga maksimal sesuai HET yaitu Rp 9.450/kg.

Khofifah berharap, melalui operasi pasar semacam ini bisa meningkatkan daya beli masyarakat, jika harga beras bisa kembali pada titik yang bisa dijangkau lebih luas oleh masyarakat. Hal ini mengingat beras merupakan kebutuhan pokok yang menjadi prioritas bagi masyarakat.

“Bersama-sama kita ikhtiarkan supaya kebutuhan pokok masyarakat semua bisa makin terjangkau sehingga daya belinya makin meningkat,” pungkasnya.

Operasi pasar beras murah semacam ini disambut antusias baik penjual maupun pembeli. Sebab, beberapa hari terakhir harga beras premium melambung di harga Rp 12.000/kg.

Seperti yang diutarakan oleh Yudhi, penjual beras di Pasar Larangan, dirinya mengaku senang dengan adanya operasi pasar beras murah. Pasalnya, Yudhi mengaku kasihan dan bingung jika harus menjual beras dengan harga yang terlalu mahal ataupun menurunkan kualitas beras yang dijualnya.

“Alhamdulillah ada keringanan dengan adanya operasi pasar beras murah ini. Semoga bisa terus stabil bertahan di harga ini,” tuturnya.

Hal yang sama diutarakan oleh Hema, seorang pembeli asal Sidoarjo. Dirinya menuturkan bahwa operasi pasar semacam ini, tentu akan sangat membantu masyarakat di kondisi saat ini. Stok beras menurutnya menjadi penting, karena walau harga naik, masyarakat akan tetap membeli karena merupakan kebutuhan pokok.

Oleh sebab itu, dirinya berterima kasih kepada Pemprov Jatim beserta jajaran yang sudah turun langsung guna mengendalikan lonjakan harga beras di pasaran.

“Saya menyampaikan terima kasih atas perhatian pemerintah, dalam hal ini Ibu Gubernur Khofifah yang sudah mau turun langsung memastikan harga beras di pasar kepada masyarakat kecil,” ucapnya. (poedji)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version