Entertainment

Puisi Cinta yang Membunuh – Intrik, Puitik, Teror dan Horor

Published

on

JAKARTA, JAYAKARTA NEWS – Garin Nugroho membuat film horor ? “Ini adalah film horor pertama saya. Judulnya ‘Puisi Cinta Yang Membunuh,” ujar Garin Nugroho kepada penulis, baru-baru ini.

“Inspirasi dari  buku puisi saya ‘Adam, Hawa dan Durian’, juga terinspirasi dari fenomena masyarakat tentang trauma healing, berbagai bentuk kekerasan ekstrim hingga mitos tenaga supernatural maupun budaya populer di komik, film hingga radio yang membawakan kiaah mistis dan horor,” urai Garin.

Dikatakannya, film ini mengandung unsur thriller dan drama karena berpusat pada perwujudan cinta manusia serta upaya manusia yang selalu memiliki trauma. Menggabungkan fenomena dunia tak terlihat dan terlihat serta aspek rasional dan mistik yang hidup dan menghidupi masyarakat Indonesia.

“Kisah horor ini merepresentasikan tentang tenaga supernatural pada tubuh manusia dan kekerasan yang menjadi sumber dari teror dan horor hidup manusia,” imbuh Garin.

Azhar Kinoi Lubis selaku Co Sutradara mengungkapkan film produksi Starvision ini bisa menjadi salah satu warna baru dalam memperkaya genre film horor Indonesia. Style-nya berbeda dengan film horor yang banyak beredar di Indonesia. Cara bercerita yang berbeda nuansa horornya.

“Memegang kuat makna dari setiap kata-kata puisi yang tertulis dalam buku ‘Adam, Hawa dan Durian’. Terkadang kengerian dan teror dalam hidup kita bukan hanya karena sosok yang menakutkan saja, namun bisa hadir dalam bentuk ketraumaan hingga nengganggu psikis kita sendiri yang muncul dari karakternya,” beber Azhar Kinoi Lubis.

Sedangkan produser Ir Chand Parwez Servia mengatakan pihaknya begitu antusias untuk terlibat dalam karya Garin ini. “Ada teror, horor dan slasher tetapi tetap indah, puitik, intrik, romantik dan penuh twist yang mencekam,” timpal Chand Parwez Servia.

‘Puisi Cinta Yang Membunuh’ mendapat  undangan dari berbagai festival diantaranya International Film Festival Rotterdam dalam sesi World Premiere dan World Premiere di Jogja – Netpac Asian Film Festival dan sold out.

Sejak penulisan script sudah menemukan pemeran utamanya adalah Mawar de Jongh sebagai Ranum yang perjalanan hidupnya penuh horor. Pemain lainnya adalah Baskara Mahendra, Morgan Oey, Raihaanun, Ayu Laksmi, Kelly Tandiono, Unique Priscilla, Isabel Jahja, Yayu Unru, Messi Gusti dll.

“Film memberikan kebebasan ekspresi dan demokratis. Saat politik dan ekonomi enggak bisa mencuatkan solusi permasalahan, seni dan budaya justru yang merawat dan membersihkannya,” demikian Garin Nugroho, SH yang baru menerima gelar Doktor dari ISI Surakarta. (pik)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version