Connect with us

Kabar

Pelukis Fitrajaya Sandingkan Picasso dan Michelangelo

Published

on

JAYAKARTA NEWS – Pelukis Fitrajaya Nusananta, ibarat konduktor pada sebuah orchestra. Sebuah orchestra visual, lewat coretan karya lukis beraliran kontemporer dan pop. “Fitrajaya membawakannya dengan gegap gempira, terkendali, namun kaya dengan makna yang menggugah pikiran,” ujar kurator Merwan Yusuf, di Jakarta, Jumat (7/1/2022).

Puluhan karya pelukis kelahiran Jambi yang 18 tahun hidup di Belanda itu, dipamerkan di Kunstkring Gallery, Menteng, Jakarta Pusat. Setelah soft opening 19 Desember 2021, besok, Sabtu (8/1/2022) akan dilakukan grand opening.

“Para kolektor sudah tak sabar menanti acara besok. Tiga dari lima duta besar juga sudah konfirmasi akan hadir,” ujar Maya Urbach, penyelenggara event pameran itu.

Pameran ini terselenggara berkat kerjasama Gallery Soekarno-Hatta Blitar dan Kunstkring Gallery, Jakarta. Owner Gallery Soekarno-Hatta, Andreas Gunawan mengaku sangat gembira bisa memamerkan karya-karya Fitra di Kunstkring.

“Bisa memamerkan karya Fitrajaya di Kunstkring adalah impian yang menjadi kenyataan. Alasannya sederhana, yakni kesesuaian judul dan tempat. Fitra mengusung pameran ‘Memoir of the Old Master’, di Kunstkring yang memang merepresentasikan kebangkitan seni rupa modern pada masanya,” tutur Andreas.

Ia lalu mengilas balik ihwal kejayaan seni masa lampau yang masih tertoreh di sudut-sudut bangunan Kunstkring. Bahkan, pada tahun 30-an, Kunstkring menyuguhkan karya pelukis dunia, seperti Pablo Picasso, Marc Chagall, Paul Gauguin, dan Vincent van Gogh. “Nah, aura itu kali ini dihadirkan kembali oleh Fitrajaya,” ujar Andreas.

Kekaguman akan orisinalitas gagasan Fitrajaya Nusananta, oleh kurator Merwan Yusuf bahkan disebutnya sebagai “kegilaan”. “Ini ide ‘gila’. Belum ada pelukis yang memiliki ide seperti ini. Fitra menghadirkan sosok-sosok pelukis besar dunia ke dalam kanvas. Ia menghadirkan selebritis dan tokoh politik dunia masa lalu, ke dalam coretan seni rupa kontemporer. Mereka dibiarkan berdialog di dalam kanvas itu. Ini sangat dahsyat,” ujar Mirwan Yusuf.

Kurator yang meraih gelar “Master of Fine Art” dari lembaga pendidikan di Perancis, itu menambahkan, bahwa lukisan-lukisan “Old Master” dan selebritis dunia memenuhi kanvas lebar Fitra. Mereka semua (para tokoh itu) berasal dari berbagai tempat, waktu dan style yang mewakili zamannya.

“Ada warna Renaissance, modern, dan seni kontemporer. Demikian juga dengan aliran lukisan klasik, romantisme, ekspresionisme, primitivisme, pop art, graffiti, dan lain-lain. Dan para pelukis dunia yang menjadi inspirasi berkarya Fitrajaya, berasal dari Eropa dan Amerika. Di pameran ini, kita bisa merasakan kehadiran sosok sosok seperti Michelangelo, Leonardo Da Vinci, Picasso, Klimt, Basquiat, dan lain-lain. Ini sungguh pameran istimewa,” ujarnya.

Lebih jauh Merwan mengatakan, para tokoh dan aliran tadi, oleh Fitra diambil hanya sebagai idiom ungkap visual. Dengan kata lain, para “old master” tadi dijadikannya sarana berkomunikasi dengan publik tentang cinta, politik, moral, dan lain sebagainya. “Di situ kitab isa menyaksikan keunikan ide dan imaginasi seniman dalam mencari sumber kreatifitas serta meracik temuan hasil pengembaraannya di wilayah seni rupa,” ujar Merwan. (rr)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *