Connect with us

Kabar

Malang Bangkit Talkshow: Kayutangan akan Dibawa Kemana?

Published

on

MALANG, JAYAKARTA NEWS – Kota Malang di Jawa Timur selain terkenal sebagai kota pendidikan juga menjadi tujuan wisata yang banyak diminati. Dapat predikat Kota Pendidikan karena memiliki 62 perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Banyaknya peguruan tinggi di Malang juga berdampak pada makin banyaknya wisatawan ke Malang.

Yayasan Bangkitnya Malang kucecwara (BMK) yang diketuai oleh Eko Yudi Irawan atau lebih dikenal sebagai Eko Jeep pada hari Jumat (12/5) kembali mencoba menghidupkan kembali diskusi intelektual dalam format TalkShow di kalangan tokoh tokoh Malang. “Talkshow ini untuk membedah dan mencari solusi seputar permasalahan yang terjadi di Malang Raya dan dapat memunculkan ide ide kreatif untuk menjadikan Malang lebih baik di masa depan” ucap Eko sebagai tuan rumah acara Talkshow Malang Bangkit.

Talkshow kali ini mengusung tema “Kayutangan Iki Ate Diapakno Sih Rek ?” atau dalam Bahasa Indonesia adalah “Mau Dibawa Kemana Kayutangan Ini ?”.

Kayutangan di Kota Malang saat ini menjadi salah satu destinasi wisata yang berada di tengah kota Malang. Kayutangan merupakan kawasan heritage di Kota Malang yang monumental. Dibangun sejak era Penjajah Belanda, tempat ini menjadi pusat perdagangan dan binis dari dulu hingga sekarang.

Tampil sebagai narasumber dari jajaran eksekutif Kota Malang yang terkait dengan kebijakan kawasan Kayutangan. Kepala Seksi Perencanaan Ruang Terbuka Hijau Dinas Lingkungan Hidup, Dra Suhartini MM; Kepala Bidang Ketenteraman dan Ketertiban Umum Satpol PP, Rahmat Hidayat ST., M.Ling; Kepala Dinas Perhubungan, Drs. R. Widjaja Saleh Putra dan Kepala Bidang Kebudayaan DikBud, Dr. Dian Kuntari, S.STP. M. Si..
Talkshow ini dipandu oleh Taufiq Saguanto.

Suhartini yang mewakili Dinas Likungan hidup (DLH) memaparkan bahwa terkait dengan kawasan Kayutangan saat ini tugasnya adalah melakukan pemeliharaan dan menjaga kebersihan kawasan.

Dari Satpol PP, Rahmat Hidayat menjelaskan tugas Satpol PP di kawasan Kayutangan adalah penertiban dan penindakan non yudistial berdasarkan SOP dan yudistial yang melibatkan Kejaksaan.

Kepala Dinas Perhubungan, R. Wijaya Saleh menjelaskan bahwa terkait Kayutangan, yang termasuk Kecamatan Klojen adalah melakukan kajian lalulintas kawasan Klojen yang salah satunya adalah menyediakan lahan parkir.

Sedangkan dari audiens mulai muncul pertanyaan. Restu Respati dari Komunitas Jelajah Jejak Malang mempertanyakan Kawasan Kayutangan dikembangkan sebagai wisata khusus, pariwisata sejarah. Sejauh mana kajian sejarahnya dilakukan, seperti keberadaan box telepon merah ala London, model lampu yang meniru Malioboro dan yang terakhir yang sedang ramai dibicarakan adalah keberadaan Lokomotif atau Lori di depan Patung Chairil Anwar.

Mewakili Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dian Untari menjelaskan terkait dengan tugas pokok dan fungsi (tusi) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan adalah terkait dengan cagar budaya. Kayutangan masuk dalam kawasan atau zona cagar Budaya. Jadi kalau ada bangunan yang di kawasan cagar budaya yang akan mengalami perubahan harus mendapat rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya (TACB).

Hadir juga anggota dewan Kota Malang Drs. Agoes Marhaenta, MH dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. “Kayutangan Heritage adalah konsep Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RJPMD) pemerintah. Karena RPJMD sudah disepakati dan disetujui walikota dan barangnya sudah jadi bagi saya kita bicara kedepan, seperti apa Kayutangan kedepan yang kita harapkan” Ucap Agoes.

Suryowidodo dari Jatim Park berkomentar “Sebetulnya untuk Kayutangan kita sebagai rakyat terimakasih sekali. Karena Kayutangan yang dulunya mati sekarang sudah ada kehidupan. Pemerintah perlu mengkaji menyangkut istilah Heritage di Kayutangan. Karena ini membahayakan, kalau nantinya hasil kajian akademisi tidak sesuai mendingan pemerintah menyebutnya sebagai kawasan Kayutangan saja.” kata Suryowidodo. (Heri)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *