Entertainment

Jenazah ‘Ali Topan Anak Jalanan” Junaedi Salat Dimakamkan di TPU Pondok Kelapa

Published

on

JAYAKARTA NEWS—— Tangis dan doa tak henti dikumandangkan keluarga dan kerabat dekat di TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Siang itu, Selasa (19/1), jenazah aktor film dan pendeta Junaedi Salat (70 tahun) dikebumikan dengan prokes ketat. Taburan bunga dan nisan berbentuk salib menutup upacara pemakaman yang terbatas itu. Maklum, Junaedi Salat sebelum wafat, terpapar virus Covid 19. “Akhir Desember, Junaedi mulai sakit, terkena Covid 19. Juga, ada penyakit penyerta yang sudah lama diidapnya dan cukup parah, yaitu gula kronis,” kata isteri almarhum, Elizabeth Mauli, lewat aplikasi Zoom. “Kemudian, ia baikan. Tapi mendadak drop lagi. Dibawa ke RS PGI Cikini hingga meninggal, Senin malam kemarin. Keluarga sangat terpukul,” imbuh Mauli terisak.

Junaedi Salat dilahirkan di Lampung, 2 September 1950. Ia bersaudara 14 orang dari pasangan yah dan ibu yang sederhana. Sedang kakek Junaedi seorang kiai yang memiliki pondok pesantren. Junaedi yang berusia 15 tahun kala itu dengan duit pas-pasan kemudian mengadu nasib di Ibukota. Semula ia sebagai tukang parkir liar dan meningkat sebagai tukang bersih gedung pertunjukan di Taman Ismail Marzuki. Ia selalu berhemat dengan gaji yang diterimanya.

Keberuntungan selalu menyertainya. Temmy Effendy (suami aktris Rahayu Effendy) yang mengelola TIM sedang sibuk mencari seorang bintang pria baru untuk film remaja. Namun, belum ketemu juga. Ketika melihat Junaedi Salat, Temmy Effendy tertarik dan mengajaknya main film. Tanpa ditolak lagi, tawaran ini langsung disambarnya. “Apa salahnya saya mencoba main film,” kata Junaedi.

Tanpa audisi, Junaedi diplot sebagai pemeran utama pria. Pemeran utama wanitanya adalah Dewi Puspa. Judul filmnya ‘Aku Tak Berdosa’. Film remaja ini laris dimana-mana. Nama Junaedi Salat langsung meroket dan disukai penggemar cewek. Berturut-turut kemudian, Junaedi laris bermain dalam film yang kebanyakan remaja. Sekitar 20an film nasional telah dibintanginya, antara lain ‘Susana’ (bersama Yattie Octavia), ‘Puber’, ‘Remaja di Lampu Merah’, ‘Pacar Pilihan’, ‘Gita Cinta Dari SMA’, ‘Betapa Damai Hati Kami’ dan yang ‘meledak’ adalah ‘Ali Topan Setan Jalanan’ yang diangkat dari novel laris karangan Teguh Esha. Berperan sebagai cowok tampan berambut gondrong dan menunggang motor, nama Junaedi menjadi ikon remaja terkenal saat itu (film ini dibuat tahun 1977).

Selain itu, di dunia musik, Junaedi Salat juga layak diperhitungkan. Ia menulis lirik lagu bersama Jockey Suryoprayogo (almarhum) bertajuk ‘Sabda Alam’ yang sukses dilantunkan Chrisye (almarhum). Boleh dikata sekitar tahun 70an sampai 80an, Junaedi Salat berlimpah honor, mabuk-mabukan, mengisap ganja dan main cewek di hotel.

Untung sebelum terlambat. Tibalah masa pertobatan. Ia mengakui, di mobil ia ditampakkan wajah Isa al Masih alias Jesus Kristus. “Ikutlah jalan kebenaran, anak Ku. Bertobatlah,” demikian terngiang ajakan Jesus kepada dirinya. Mulai saat itulah, Junaidi Salat yang bergelimang ketenaran bertobat dan menyatakan menjadi Kristen. Junaedi dibaptis dan menjadi pendeta. Melayani rohani kaum muda yang kering iman. Ditinggalkannya dunia glamour sebagai bintang film dan hingga saat wafatnya,

Junaedi telah menjadi pengikut Kristus dan bersaksi dimana-mana. Apakah kedua orang tua dan saudara-saudara menerima keKristenan Anda? “Enggak. Saya dikucilkan dan dicampakkan. Enggak lagi dianggap anak oleh orang tua dan kakak serta adik oleh saudara-saudara saya,” jawab Junaedi ketika masih hidup. “Saya enggak hirau dan cuek saja. Saya telah mempunyai pegangan hidup yang menolong saya, yaitu Jesus,” ungkap Junaedi Salat. Kini, Junaedi Salat telah tenang di alam sana bersama sang Juru Selamat-nya. Rest In Peace. (pik)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version