Feature

Ini Dia, Surganya Bogor

Published

on

PERLU waktu tujuh tahun, untuk menjadikan rumah pohon dan air terjun Ciherang menjadi surganya Kabupaten Bogor. Betapa tidak, sensasi objek wisata yang satu ini benar-benar luar biasa. Berada di rumah pohon di atas jurang, manjanjikan desir “ngeri-ngeri sedap” di hati. Tak jauh dari lokasi itu, gerujugan air terjun Ciherang makin membuat mata ini ogah berkedip.

Nama resmi lokasinya adalah Ekowisata Curug Ciherang Bukit Batu. Letaknya di Desa Warga Jaya, Kecamatan Suka Makmur, Kabupaten Bogor. Mengingat tidak ada angkutan umum yang mengarah ke sana, itu artinya untuk bisa ke surganya Bogor harus membawa kendaraan sendiri, sepeda motor atau mobil. Terus terang, perlu perjuangan.

Penulis menikmati pemandangan jembatan menuju rumah pohon, dan aiir terjun Ciherang.

Pengalaman ke sana bersama anak-anak, menorehkan kesan getir. Dari Jakarta masuk tol Jagorawi dan keluar Citeurup. Nah, sampai sini saja lebih dari 30 km. Kendaraan dipacu ke arah Ciherang. Sekira 20 kilometer kemudian, belum juga menyentuh surga yang dimaksud. Khawatir tersesar, kami pun bertanya kepada pemilik kedai pinggir jalan. “Yaaa… masih sepuluh kilometer lagilah…,” jawabnya enteng.

Kalau saja tidak ada perasaan takut kesasar atau salah jalan, sejatinya jalan ke arah Curug Ciherang sangat indah. Melewati perbukitan, persawahan, dan udara sejuk, hijau dan hijau ke mana pun mata menatap, sungguh santapan mata yang bergizi.

Setiba di lokasi, rasa masygul akibat perjalanan yang terasa panjang dan melelahkan, terbayar lunas. Gemuruh air terjun yang sayup terdengar, benar-benar menyejukkan hati. Dalam bahasa Sunda, curug artinya air terjun, ci air, herang bening. Memang begitu adanya. Ditambah tiga undakan bebatuan besar yang tertimpa tumpahan air, membuat curug yang satu ini terkesan lebih eksotik.

Nah, satu spot lagi yang menarik, adalah rumah pohon. Dengan tiket dua ribu rupiah, pengunjung mendapat hak lima menit berselfie-ria. Inilah kono yang akhir-akhir ini menjadi spot selfie paling ngehits di jagat maya. Ditambah jembatan kayu menuju rumah kayu, membuat spot ini benar-benar menyenangkan.

Sebagai tempat wisata, memang kelihatannya belum sepenuhnya digarap oleh pemerintah daerah. Padahal, retribusi sudah diberlakukan. Tiap pengunjung dikenakan tiket Rp 5.000. Parkir sepeda motor juga Rp 5.000, sedangkan parkir mobil Rp 20.000.  ***

1 Comment

  1. henny

    March 17, 2017 at 7:08 pm

    duhhhh kerennnnn bgt

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version