Feature

Corona Datang, Kayoon Lengang

Published

on

Jayakarta News – Sebelum merebaknya virus corona di tanah air, Taman Rekreasi Kayoon Surabaya menjadi jujugan bagi mereka yang ingin melepas lelah. Selain tempatnya asri dan banyak pepohonan, lokasinya juga berada di tepi Kali Mas, sungai besar yang membelah kota Surabaya.

Apalagi di sana juga tersedia banyak kursi untuk nyantai di pinggir kali. Kalau lapar atau dahaga banyak depot yang berjualan berbagai jenis makanan, bahkan ada makanan khas Jepang.

Belakanga, bahkan objek wisata Kayoon menjadi pusat penjualan berbagai tanaman hias dan batu-batu mulia (akik). Tak jarang, pengunjung Taman Kayoon pulang menenteng tanaman atau akik sebagai buah tangan.

Kedatangan para pengunjung di taman tersebut biasanya pada jam-jam tertentu di siang hari. Kalau melihat seragamnya seperti orang kantoran yang sedang istirahat mencari makan siang sembari menurunkan stres setelah bekerja sejak pagi.

Selain itu tak jarang rombongan Pra TK atau TK. Kemungkinan orang tua menjemput dan mengajak mampir untuk memperkenalkan Kali Mas atau juga sekalian makan siang di sana.

Pemandangan itu terekam manakala kita berkunjung ke sana beberapa tahun lalu. Namun, belakangan sejak ekonomi kurang bagus suasana di sana berpengaruh terutama bagi pedagang akik.

Beruntungnya, masih ada saja peminat tanaman hias dan akik, sehingga kedua jenis pedagang ini masih setia menempati pojok-pojok Taman Kayoon. Tapi situasi sekarang menjadi beda lagi karena merebaknya virus corona.

Langkah pemerintah untuk memutus rantai penyebaran corona di antaranya adalah menghimbau masyarakat untuk sementara tinggal di rumah dan menjauhi tempat keramaian. Dampaknya begitu terasa di Taman Kayoon, yang tampak lengang.

Mungkin karena kondisi yang demikian itu menjadikan taman yang dulunya menjadi jujugan masyarakat untuk sekadar santai di sana ataupun makan di beberapa depot yang ada di sana menjadi menurun, tidak seperti biasa.

Seorang ibu-ibu yang biasa dipanggil Mak, mengatakan kepada Jayakarta News, dagangannya tidak selaris dulu. “Yang datang tidak sebanyak dulu,” kata Mak yang berjualan kopi dan nasi bungkus serta jajanan, Rabu (18/3/2020).

Perempuan yang baru saja ditinggal mati suaminya itu berharap virus corona segera menyingkir dari Surabaya khususnya dan Indonesia umumnya. “Biar lancar kembali dan masyarakat datang kembali ke sini,” katanya.

Sebenarnya kalau melihat proses bisnis utamanya penjualan Batu Permata yang berdiri sejak tahun 1990-an itu sangat bagus. Penjualan batu akik di sana menjadi pusat karena selain menjual juga ada yang berbisnis pemotongan batu yang berbentuk bongkahan besar hingga menjadi potongan kecil-kecil.

Kemudian berlanjut ke tahap pemasangan batu, pelapisan emas ke cincin perak, pengilapan batu sampai batu permata itu dipasang ke ikat cincinnya yang semuanya menyatu di Kayoon.

Begitu pula dengan penjualan tanaman hias, bagi penghobi tanaman hias datang ke Kayoon sangat menyenangkan karena tempatnya luas. Parkir kendaraan dan berjenis tanaman hias ada di sana.

Selain itu pula depot-depot yang berjejer menjajakan makanan mulai khas Jatim sampai daerah lain dari makanan manca negara, Jepang, juga ada di sana.

Kalau malam juga ada kafe yang sering mendatangkan artis lokal untuk menghibur para tamu yang datang. Begitulah keberadaan Kayoon yang saat ini kurang bergairah karena sedang “kedatangan” virus corona.

Pengembangan Taman Wisata Kayoon itu sendiri kalau dilakukan lebih serius untuk dijadikan salah satu tempat wisata untuk para wisatawan sebenarnya berpotensi. Sayang sampai sekarang pengembangannya tidak sesuai harapan dan begitu-begitu saja setiap tahun.

Dulu ada kebun binatang mini yang diletakkan di belakang namun dengan berjalannya waktu tempat tersebut sudah tidak ada lagi. Padahal kalau melihat tempatnya yang ada di tengah kota dan ada di pinggir Kali Mas yang menjadikan kebanggaan warga kota sangat tepat.

Juga ada wisata air dengan perahu-perahu yang mengantar pengunjung berkeliling sungai sembari menikmati suasana di sana. Sekarang juga sudah tidak ada lagi. (poedji)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version