Connect with us

Kabar

Budi Karya Sumadi Menteri, Ada Perang Lima Tahun

Published

on

Budi Karya Sumadi dan Prof Hermawan Sulistyo.

Jayakarta News – Belakangan, pemberitaan ihwal borok-borok Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (BKS) viral di berbagai media. Informasinya, bahkan menyeruak ke akun-akun medos Presiden Joko Widodo, KPK, BPK RI, dan lain-lain. Patron Concern Strategic Think Tank, Prof Hermawan “Kikiek” Sulistyo blak-blakan menguak raport merah Menteri BKS.

Bahkan, dalam kajian Forum Akademisi untuk Demokrasi yang berisi puluhan akademisi lulusan berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri, menempatkan BKS sebagai menteri di Kabinet Kerja dengan kinerja terburuk. Skornya antara 1 – 2. Fakta-dan-data penunjang pun dikemukakan sebagai landasan pemberian nilai. Banyaknya proyek yang mangkrak, rendahnya penyerapan anggaran, amburadulnya tata kelola anggaran dan SDM, menjadikan BKS yang mantan Dirut Angkasa Pura II itu mendapat ranking jeblok di antara semua pembantu Jokowi.

“BKS ini tipikal menteri old fashioned. Gaya lama. Tidak cocok dengan era digital. Era big data. Era transparansi. Di saat kami bicara data, dia bayar surveyor abal-abal untuk meng-counter kinerjanya yang buruk. Survei lembaga bayaran itu pun memunculkan kesimpulan yang sangat mudah ditebak, yakni BKS sebagai menteri dengan kinerja sangat memuaskan. Belum lagi usahanya melakukan lobby ke parpol agar tak terpental dari posisinya sebagai menteri, sungguh cara-cara sengkuni,” papar peneliti LIPI, penyandang Dan IV Inkai itu.

Ia pun tertawa saat disodorkan satu-dua media yang memberitakan ihwal posisinya sebagai calon Menhub untuk dua periode. Kalimat berita itu seperti ini, “Bursa jabatan menteri perhubungan (menhub) tampaknya memberikan karpet merah kepada Budi Karya Sumadi untuk kembali menjabat di kementerian teknis tersebut. Informasi yang didapat BeritaTrans.com dan Aksi.id, Jumat (11/10/2019), menyebutkan berbagai keberhasilan Budi Karya Sumadi memimpin kementerian urusan transportasi itu memantapkan Jokowi untuk tak mengubah pos bagi mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II itu.”

Didesak komentarnya atas berita itu, Kikiek lagi-lagi hanya tertawa. Secara bergurau ia menjawab, “Yaaa jabatan menteri kan hak prerogatif presiden. Biarin aja. Tidak boleh ada yang mengintervensi keputusan presiden,” tambahnya.

Saat digugat lebih jauh ihwal sikap kritisnya yang cenderung frontal terhadap BKS, lagi-lagi penyuka makanan pedas itu hanya menukas, “Karena saya tidak suka ada menteri bodoh. Masih ingat kan, saat bertubi-tubi musibah transportasi, termasuk yang di Toba. Apa dia bilang, ‘kita jadikan pelajaran’. Di banyak forum saya bahkan menyerang dia dengan mengatakan, ‘kalau mau belajar di kampus. Sudah jadi menteri kok baru belajar’. Sementara kalau di Jepang, menteri dengan kinerja buruk seperti dia, tidak harakiri sudah bagus,” kata penulis buku produktif itu.

Saat kembali dikulik apa komentarnya kalau BKS nanti terpilih kembali jadi menteri, sambil tertawa ia menjawab, “Baguslah…. Berarti lima tahun ke depan akan ada perang. Udah lama nih gak turun ke jalan, ha… ha… ha….,” katanya sambil tertawa. (rr)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *