Connect with us

Feature

Union Buildings dan Among Tani

Published

on

TANPA bantuan dana pusat serupiah pun, Pemerintah Kota Wisata Batu, Jawa Timur, berhasil membangun kantor walikota yang megah, senilai lebih dari Rp 300 miliar. Belum lama ini, Walikota Batu, Eddy Rumpoko dan masyarakat Batu memperingatu setahun ditempatinya kantor walikota termegah di Indonesia itu. Sedikit yang tahu, bahwa bangunan Kantor Walikota Batu itu terinspirasi oleh Gedung Kepresidenan Afrika Selatan, Union Buildings.

Dahulu itu….

Menjelang akhir kekuasaan Nelson Mandela, antara 1998 – 1999, ER, panggilan Eddy Rumpoko mengunjungi Afrika Selatan. Tidak sekadar berkunjung, ER juga berkesempatan memasuki komplek istana kepresidenan Union Buildings di Pretoria. Makin kagum saja ER kepada Mandela, sang tokoh anti-apartheid, sekaligus pejuang kemanusiaan itu.

Cerita bergulir ke masa sekitar delapan tahun kemudian, ke tahun 2007, saat takdir mendudukkan ER sebagai Walikota Batu. Dengan menggenjot tiga program utama: Pariwisata, Petanian, dan Pendidikan, Batu menjelma menjadi destinasi wisata unggulan. Jutaan wisatawan mengalir ke Batu setiap tahunnya.

Dengan keleluasaan anggaran, ER pun merancang pembangunan balaikota yang baru. Nah, ketika ide membangun super block itu muncul, muncul pula endapan kesan mendalam terhadap Union Buildings, kantor Presiden Mandela yang ia kunjungi dulu. Ia pun bertekad membangun komplek perkantoran terpadu menyerupai Union Buildings. Bukan saja pada gaya arsitekturnya, tetapi juga esensi kantor pemerintah sebagai “kantor rakyat”.

“Yang paling berkesan ketika mengunjungi Unions Buildings adalah, bahwa istana kepresidenan itu terbuka untuk umum. Rakyat bebas masuk gedung kepresidenan. Satu-satunya ruang yang tidak boleh dimasuki dan karenanya dijaga petugas keamanan hanya satu, yaitu ruang Presiden Mandela,” papar ER, seraya menambahkan, “dan penjaga istana kepresidenan, semua kulit putih.”

Spirit Union Buildings itulah yang kemudian diterjemahkan ke dalam konsep pembangunan super block yang diberi nama Balaikota Among Tani. Sekilas, model bangunan keduanya mirip. Bedanya, Balaikota Among Tani dimodifikasi sedemikian rupa sehingga masih tetap “beraroma” Indonesia.

“Bukan semata kemiripan gedung. Lebih dari itu, saya ingin meniru konsep kantor pejabat negara yang terbuka. Tidak ada sekat. Rakyat bebas masuk balaikota. Mereka bisa melihat bagaimana kami para aparatur pemerintah bekerja melayani rakyat,” ujar ER serius. ***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *