Connect with us

Entertainment

Tuntutan Peran, Biar pun tak Nyaman Abimana Harus Kenakan Kostum Gundala

Published

on

JAYAKARTA NEWS – Dalam penggarapan film Gundala, Abimana Aryasatya telah diputuskan menjadi pemeran Gundala (Sancaka, Putra Petir).

Kostumnya dirancang di Indonesia, tetapi diproduksi di Amerika. “Enggak nyaman dipakai. Tapi ini harus, sesuai casting. Pas gue buka, gue basah kuyup,” kata Abimana belum lama ini.

Dikatakan, kostumnya begitu dipakai sangat panas dan gerah. “Entah bahannya terbuat dari apa. Tapi gue harus pakai. Walau gue sulit bernapas,” ujar Abimana.”Kostumnya superketat dan superpanas. Tapi enggak berat,” kata Abimana.

Selama syuting yang banyak melibatkan tokoh Gundala, dengan sendirinya Abimana harus memakai kostum tersebut.

“Anggap saja gue terbiasa pakai kostum ini di pabrik,” tambahnya.

Jagoan komik karya Hasmi (almarhum) dari Yogyakarta yang populer di tahun 1969 ini produksi bersama Bumilangit Studio, Screenplay Films dan Legacy Pictures. Disutradarai dan skenario ditulis oleh Joko Anwar.

Selain Abimana, film ini juga dimeriahkan oleh banyak bintang top, diantaranya Tara Basro, Bront Palarae, Muzakki Ramdhan, Rio Dewanto, Marissa Anita, Ario Bayu dan Cecep Arif Rahman (aktor Indonesia yang lihai pencak silat). Cecep juga ditunjuk sebagai koreografer laga.

Anak Cecep yang bernama Faris Fadjar yang juga mendalami pencak silat khas Jawa Barat juga tampil di film ini.

Pengerjaan film ‘Gundala’ memang tidak main-main. Semua usaha diberikan untuk menghadirkan film jagoan Indonesia pertama yang digarap serius dalam bentuk film. Syuting memakan waktu 53 hari di Jakarta, Cilegon dan Purwakarta. Melibatkan sekitar 1800 pemain figuran terutama yang bisa main pencak silat.

Bicara soal kostum, Abimana khusus diterbangkan ke Amerika Serikat untuk proses fitting di Watchmen dan Daredevil (Netflix).

“Ini pengalaman baru bagi saya. Di sana, semuanya dikerjakan secara profesional dengan standar internasional,” ceritanya mengenai proses yang dijalaninya.

Bagi sutradara Joko Anwar, sebuah kebanggaan dapat mengerjakan film Gundala. “Saya penggemar fanatik komik Gundala. Diangkat ke film, dikerjakan total kurang lebih 2 tahun. Ini skenario yang paling susah dibuat. Penulisan skenario yang saya tulis sendiri sampai 4 bulan. Saya butuh tempat yang tenang, sebagian saya tulis di museum dan di kuburan,” kenang Joko Anwar yang acap dipanggil Jokan.

Karakter yang dimiliki Gundala, lanjutnya, tetap dengan menggunakan catatan yang dibuat oleh pelukis Hasmi, tapi sensibilitas Gundala harus cocok dengan keadaan masyarakat zaman sekarang. Lebih grounded dan based on reality. (pik)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *