Connect with us

Entertainment

Totalitas Nyoman Wenten, Guru Gamelan di AS

Published

on

JAYAKARTA NEWS – Namanya I Nyoman Wenten. Dia adalah perupa, penari, musikus dan guru besar gamelan gagrag Bali di Amerika.

Sejak tahun 1965, penggiat budaya yang kini berusia 74 tahun) itu, sudah ikut bergabung dalam misi Kebudayaan yang digagas Presiden I RI, Bung Karno dengan tugas mengajar seni musik gamelan Bali di Amerika.

Komitmen itu tetap dia pegang hingga kini. Praktis. hampir separuh hidupnya, Wenten bermukim di Amerika, tinggal bersama isterinya yang perempuan Jogjakarta bersama tiga anaknya.

“Mungkin tahun depan, saya persiapan pensiun. Saya ingin di hari tua tinggal di Bali atau di Jogjakarta bersama anak dan cucu-cucu saya,” lontar Wenten yang sejak usia 9 tahun sudah mempelajari gamelan Bali.

Saat ini, Wenten masih mengajar di UCLA Departemen Musikologi (University of California) dan Herb Alpert School of Music dan Cal Arts School of Music.

“Ketika budayawan Umar Khayam ke AS, beliau memberikan kurikulum gamelan kepada saya untuk saya praktikkan di Amerika,” kata Wenten kepada penulis.

Sebelum pensiun, Wenten mendadak sontak main film dokumenter bertajuk ‘Bali : Beats of Paradise’ yang akan tayang di bioskop seluruh Indonesia, Agustus tahun ini.

Film yang disutradarai Livi Zheng menampilkan keindahan pariwisata Bali dan mengangkat kisah inspiratif pemain dan komposer Nyoman Wenten yang mengejar mimpi sebagai seniman di AS lewat mus8ik gamelan Bali.

‘Bali : Beats of Paradise’ adalah film yang menceritakan semangat seluruh bangsa, yaitu The Indonesian Dream.

Dalam film itu, Wenten berkolaborasi dengan Judith Hill, pememang Grammy Awards yang sebelumnya mengajak Michael Jackson dan Steviw Wonder dan membintangi film pemenang Oscar ’20 Feet Stardom’.
Ikut serta seniman musik dan gitaris 8 jari, I Wayan Balawan.

“Saya bangga bisa main film ini. Tentang seniman Bali yang walaupun awalnya enggak punya apa-apa , namun berkat kegigihan dan percaya pada diri sendiri, akhirnya bisa sukses di luar negeri, yaitu melalui seni budaya gamelan Bali,” paparnya.

Proses syuting film dokumenter budaya ini berlangsung satu tahun, digarap di 2 lokasi berbeda yaitu Bali dan Los Angeles, Amerika Serikat. Film ini berhasil meraih pujian dan simpati dari kancah nasional dan internasional. Diputar di Academy of Mition Picture Arts and Sciences, Samuel Goldwyn Theater, Beverly Hills dan Walt Disney Animation Studios.

Selain itu, film karya Livi Zheng ini juga diputar di Korsel, dan di Singapore Airlines. Dan didistribusikan oleh iCiyi, salah satu perusahaan online streaming terb esar di dunia, yang berbasis di Beijing, China.

Di Indonesia sendiri, dari Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menpar Arief Yahya dan Kapolri Tito Karnavian sudah menyaksikan film ini dan mengajak agar masyarakat ramai-ramai menonton film ini yang tayang mulai 22 Agustus 2019.

“Saya berharap film ini bisa berperan memopulerkan budaya Indonesia pada dunia dan menginspirasi kaum remaja Indonesia untuk mencintai budaya bangsa,” timpal Wenten.

Bagaimana kalau ditawari main film lagi? “Lihat dulu skenarionya. Kalau filmnya mengangkat budaya Indonesia dan budaya Bali khususnya, saya mau saja,” jawab Wenten mantap. (pik)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *