Connect with us

Ekonomi & Bisnis

Semen Rembang Jangan Di-IPTN-kan

Published

on

SEBAGAI perusahaan pelat merah (BUMN), PT Semen Indonesia nasibnya seperti anak tiri di negeri sendiri. Sukses mengembangkan sayap bisnisnya di Vietnam dengan mengakuisisi Semen Than Long di Vietnam, kepak usaha di negeri sendiri malah seperti tersandera. Keberadaan pabrik barunya di  Rembang, nyaris tak pernah senyap dari kicauan yang berusaha meniadakan.

“Aneh, dari aspek AMDAL, teknis dan lainnya tidak ada masalah, tetapi informasi yang keluar selalu menyerang Semen Rembang,” kata Budi Sulistijo. Kegusaran pakar geologi dari ITB  itu disampaikan dalam diskusi yang digelar wartawan DPR, Jumat [10/3] di Jakarta. Dia heran, mengapa informasi salah yang dibenarkan, sebaliknya informasi dan fakta benar, dibelokkan. Dua media besar yang selama ini dianggap kredibel, juga menderita “mental block” khusus untuk isu Semen Rembang.

Peneliti Concern Strategic Think Tank, Juni Thamrin, kuat menduga ada kekutan modal asing yang bermain untuk mengeroyok BUMN Semen. Semen swasta dengan pemodal asing itu, ternyata saat ditelisik, grup media besar tersebut diduga kuat punya share di pabrik semen yang jadi kompetitor PT Semen Indonesia itu.

Dengan setengah bercanda, Budi menambahkan, jangan-jangan Semen Rembang selalu diganggu ini karena “kesalahan” dalam memilih lokasi di Kecamatan Gunem. “Gunem dalam bahasa Jawa maknanya pergunjingan yang negatif,” tuturnya. Banyak lokasi pabrik semen di Jawa Tengah, tetapi mengapa hanya Semen Rembang yang selalu digoyang.

Budi mengkhawatirkan atas kemungkinan adanya skenario besar yang ingin merobohkan BUMN. Semen Indonesia disasar seperti PT IPTN Bandung. “Ada pihak-pihak yang mau menjual BUMN dengan harga murah, seperti kasus IPTN,” kata Budi. Ketika IPTN ambruk, lantas SDM-nya yang baik disedot industri penerbangan asing. Menurutnya, kalau dibiarkan nasib yang sama bukan tidak mungkin akan dialami PT Semen Indonesia, dengan menggerogoti melalui Semen Rembang.

Budi menambahkan, Semen Rembang disiapkan dan dibangun oleh SDM dalam negeri, dan didesan sangat ramah lingkungan. Aneh, hasil kerja anak negeri yang hebat, malah diganggu  terus sehingga nasibnya terancam seperti IPTN. “Inilah yang diingatkan Bung Karno tahun 1957 saat meresmikan Semen Gresik, agar bangsa menjaga aset seperti Semen Gresik ini agar tak dicaplok penjajah ekonomi,” timpal Juni Thamrin. ***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *