Connect with us

Review Film

Say I Love You, dari Zero to Hero

Published

on

JAYAKARTA NEWS – Big dream, big hope, big spirit, big action, dan big success.
Itulah spirit yang terus dikumandangkan oleh Koh Jul (Julianto Eka Putra, yang diperankan oleh Verdi Solaiman) dalam film anak-anak bertajuk ‘Say I Love You’ (SILY).

Spontan seluruh murid di SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) di Batu, Malang menirukan kiat yang diteriakkan Koh Jul, pemilik dan guru sekolah.
Mereka adalah anak-anak yatim piatu, melarat dan kebanyakan urakan. Saat itu, di tahun 2008, SPI dijuluki ‘Sekolah Kandang Ayam’.

Tapi kini – berkat kiat 5 Big dari koh Jul – menjadi sekolah terkenal yang mengajarkan kewirausahaan, dan membuka bermacam usaha di Batu, Malang. Mereka kini berhasil mengelola hotel bintang empat, perkebunan, industri makanan olahan, wisata.

SPI kini jadi sekolah rujukan sekolah-sekolah di seluruh Indonesia belajar dari kewirausahaan. Bahkan, SPI terkenal di Luar Negeri dan beberapa guru sekolahnya bertandang ke Batu, Malang guna belajar kiat 5 B tersebut.

Sutradara Faozan Rizal berhasil mengemas biopic (biography picture) tentang kesuksesan SPI lebih cair, lebih menyentuh, dan film yang lebih menghibur.


Nggak mudah mengemas film yang ingin menginspirasi penonton, tapi harus memberi hiburan bagi penonton,” papar sutradara yang kini tinggal di Jerman bersama keluarganya.

Yang jelas, ketika SILY diputar di 26 kota di seluruh Indonesia, hampir seluruh penonton meneteskan air mata keharuan sekaligus kebanggaan menyaksikan kesuksesan tokoh-tokoh SPI yang kini masih eksis. Sebagian besar tokoh yang ada di film masih mengelola bisnis di Transformer Center, pengelola unit bisnis SMA SPI.

Jujur, SILY berbeda ceritanya dibanding film putih abu-abu yang kebanyakan mencuatkan cinta remaja di sekolah, cinta segi tiga, perkelahian dan pensi (pentas seni).

Film ini bercerita ihwal SPI yang menghidupkan tokoh-tokoh di film. Sekolah bukan sekedar latar cerita yang hadir sebagai tambahan lokasi kehidupan tokoh-tokoh yang ada.

Boleh dikatakan, SPI menjadi pengantar perjalanan panjang cerita tokoh-tokoh film.

Sheren (Dinda Hauw), Robet (Aldi Maldini Siregar, mantan penyanyi boyband CJR), Ridwan (Teuku yzki), Sayydah (Rachel Amanda), Dila, Yohana, Olfa, dan Wayan adalah karakter-karakter di film yang masih bisa menuturkan dan bercerita ihwal perjalanan hidup kesuksesan mereka. Dam yang menjadi sentral cerita adalah Koh Jul. Bukan Robet dan Sheren yang berpacaran di sekolah.

Berkat ‘tangan dingin’ dan semangat 5 B Koh Jul, menjadi tokoh di balik keberhasilan dan kesuksesan SPI. Dan berkat Koh Jul pula, perjuangan, jatuh bangun selama 10 tahun bisa dikemas menjadi sebuah cerita yang menarik dan menjadi suri teladan bagi pelajar lain.

Tatkala memergoki sepasang murid berbeda jenis kelamin dalam satu toilet, Koh Jul tidak marah, melainkan menyuruh mereka berdua mengundurkan diri dari sekolah SPI dan menikah.

Juga, tatkala melihat Robet sedang asyik minum oplosan yang bisa mengakibatkan kematian, Koh Jul justru menyodorkan minuman beralkohol yang resmi dan mahal agar diminum berdua.

Sebuah modus pelajaran yang menyimpang dari pakem ataukah ini sebuah pembelajaran dari alam, oleh alam dan untuk alam ?

Pada kenyataannya, nama SPI menjadi terkenal tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Luar Negeri. Metoda pelajarannya ditiru dan dipraktikkan di sekolah-sekolah gratis di kota lain.

Bagi murid dan mantan murid yang kini berhasil menjadi wirausahawan dan pengusaha sukses, pelajaran tentang hidup dan kehidupan di SPI telah memberikan kepada mereka sejuta impian dan sejuta harapan.

Mari bersama kita teriakkan : Big dream, big hope, big spirit, big action dan big success ! (pik)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *