Connect with us

Entertainment

‘Rumah Merah Putih’, Senandung Indonesia Raya dari Indonesia Timur

Published

on

JAYAKARTA NEWS -Mengapa sineas Ari Sihasale selalu memfokuskan pembuatan film-filmnya di kawasan Indonesia Timur, seperti Papua, NTT, NTB, bahkan perbatasan Timor RI – Timor Leste ?

“Rasa cinta NKRI enggak boleh hilang. Kita semua tetap cinta NKRI,” jawab Ari Sihasale kepada penulis disela-sela press screening film ke sembilan produksi Alenia Pictures bertajuk ‘Rumah Merah Putih’ di Jakarta, belum lama ini.

Film terbarunya ini menyemangatkan tentang cinta tanah air.

“Cinta tanah air enggak boleh luntur. Kita tetap hidup berdampingan, walau berbeda-beda suku dan agama. dalam bingkai merah putih. Lihatlah anak-anak dan warga di gerbang terdepan NKRI, di perbatasan Timor RI dan Timor Leste, mereka tetap cinta Indonesia. Setiap 17 Agustus tepat di Hari Kemerdekaan RI, mereka khidmat ikut upacara bendera penaikan bendera merah putih di halaman sekolah atau lapangan, dan takzim menyanyikan lagu kebangsaan ‘Indoensia Raya’,” kata Ari Sihasale.

Film ‘Rumah Merah Putih’ yang didukung oleh Bank NTT disutradarai dan diproduseri oleh Ari Sihasale dan executive producer Nia Zulkarnaen (isteri Ari Sihasale). Skenario ditulis oleh Jeremais Nyangoen yang menulis berdasarkan kisah nyata yang terjadi di NTT. Syuting dilakukan di Kabupaten Belu dan Timor Tengah Utara, dengan anak-anak kecil yang diperankan oleh anak-anak asli NTT. Ada beberapa dialek Belu, sehingga harus diberi teks bahasa Indonesia.

“Rencananya, film ini akan menjadi awal ‘trilogi perbatasan’ yang nantinya juga akan membahas kehidupan perbatasan di Papua dan Kalimantan. Kini, kehidupan warga di perbatasan sudah jauh lebih baik daripada di masa lalu,” papar Ari Sihasale.

Film ini dibintangi oleh Pevita Pearce (Mario Lopez), Yama Carlos (Daniel Amaral), Shafira Umm (Rosalia), Abdurrahman Arif (Ruslan), Dicky Tatipikalawan (Oracio Soares) dan seabreg pemain anak-anak asli dari NTT. Mereka adalah Petrick Rumlaklak (Farel Amaral), Amori De Purivicacao (Oscar Lopez). Dijadwalkan, film ini akan mengadakan nobar di tiga kota yaitu Batam, Banyumas dan Banjarmasin. Tayang di seluruh bioskop diseluruh RI pas liburan sekolah mulai 20 Juni 2019.

Berkisah tentang Farel Amaral dan Oscar Lopez yang tinggal di perbatasan NTT-Timor Leste. Meski hidup dengan kesederhanaan, rasa cinta mereka terhadap tanah air sangat dalam.

Berawal dari seminggu menjelang perayaan 17 Agustus ketika empat sekawan (Farel, Oscar, Anton dan David) akan mengikuti lomba panjat pohon pinang yang meriah.

Mereka bukannya bersatu, justru berdebat hadiah mana dulu yang akan diambil di puncak pohon pinang. Masalah makin rumit ketika dua kaleng cat merah dan putih milik Farel hilang entah kemana.

Takut dimarahi ayahnya,Farel, Oscar dan teman-temannya berupaya mengumpulkan uang untuk membeli cat pengganti yang hilang. Namun, tidak cukup masalah itu saja masalah yang membelit mereka. Mereka juga harus menghadapi kenyataan bahwa stok cat merah putih sudah habis karena perayaan 17 Agustus semakin dekat.

Perjalanan Oscar dan teman-temannya guna merayakan hari Kemerdekaan RI, menjadi cerita utama film ini.

Kak Seto Mulyadi, tokoh pendidik anak-anak yang nonton film ini mengatakan, ada perasaan terharu, tertawa dan banjir air mata menjelang ending. (pik)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *