Connect with us

Kabar

Prof Mestika Zed, Pelurus Sejarah PDRI Wafat

Published

on

Almarhum (tengah), sedang diskusi bersama Raja Asdi (kiri), Produser Film cerita Antara Minang dan Jogja, Dokumenter PDRI dan Novel Roman Sejarah dari buku memoar pengantar dari Almarhum Bapak Prof Mestika Zed, Inspirasi Pejuang PDRI Awaludin Latif. (ist)

Jayakarta News – Bangsa ini kehilangan satu sejarawan besar asal Sumatera Barat, Ptof Mestika Zed, MA. Guru Besar Universitas Negeri Padang (UNP) ini wafat pagi ini, Minggu (1/9/2019) pukul 08.00 di RSUP M. Djamil, Padang, Sumatera Barat.

Innalillahi wainna ilaihi raajiun, saya atas nama pribad maupun mewakili PT Anugrah Java Media turut berduka cita sedalam-dalamnya. Padahal minggu lalu kami berkomunikasi, terkait sejarah PDRI. Beliau ahli tentang PDRI,” ujar Raja Asdi, Produser Film/Dokumenter PDRI dan Novel Roman Sejarah Awaludin Latif.

Awaudin Latif adalah salah seorang pejuang PDRI yang tengah disusun menjadi novel sejarah oleh tim penulis yang diketuai Roso Daras. Novel sejarah berangkat dari memoar yang ditulis sendiri oleh Awaludin Latif. Dalam memoar itu, almarhum Prof Mestika Zed berkenan memberi kata pengantar.

Prof. Mestika Zed selama ini menjadi tempat bertanya bagi siapa pun yang ingin tahu tentang sejarah, khususnya sejarah PDRI. Puluhan buku dan naskah akademis sudah ditulis oleh guru besar UNP ini. “Beliau figur yang baik, diskusi sejarah dengan beliau menyenangkan. Seminggu lalu saya baru kontak beliau via telepon ngobrol dan meminta beliau berkenan memberikan penganta novel yang sedang kami susun, dan beliau setuju,” ujar Raja Asdi, sedih.

Setidaknya, Raja intens berkomunikasi dengan almarhum dalam lima tahun terakhir. “Saya terima kabar duka di Sidoarjo pagi tadi. Sangat terkejut karena sebelumnya beliau sehat-sehat saja,” tambahnya.

Almarhum Prof Dr Mestika Zed, MA

Prof Dr Mestika Zed, MA lahir di Batu Hampar, Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, 19 September 1955. Ia aktif menulis buku serta sebagai kolumnis. Mestika Zed merupakan sedikit dari sejarawan Indonesia yang saat ini giat meluruskan dan mengoreksi sejarah bangsa, terutama terkait dengan peran tanah kelahirannya, Sumatera, yang selama ini selalu dipinggirkan dalam buku-buku sejarah nasional.

Ia aktif meluruskan sejarah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia, Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia, dan sejarah Giyugun Sumatera, tiga peristiwa penting dalam sejarah Indonesia yang berpusat di Bukittinggi dan Padang, Sumatra Barat. Sejarah yang selama ini diabaikan dan bahkan mendapat tempat tak terhormat dalam sejarah Indonesia.

Mestika memperoleh gelar kesarjanaan di Jurusan Sejarah Universitas Gadjah Mada tahun 1980. Kemudian dia melanjutkan ke Vrije Universiteit, Amsterdam dan meraih gelar MA pada tahun 1983. Setahun kemudian dia mengikuti program penyetaraan S2 di Jurusan Sejarah Universitas Indonesia. Pada tahun 1991 dia mendapatkan gelar Ph.D dalam bidang sejarah di Vrije Universiteit.

Sejumlah buku karya almarhum antara lain,

Somewhere in the Jungle: Pemerintah Darurat Republik Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, 1997

Sumatra Barat di Panggung Sejarah, 1945-1998, Pustaka Sinar Harapan, 1998

Ahmad Husein: Perlawanan Seorang Pejuang, Pustaka Sinar Harapan, 2001

Kepialangan Politik dan Revolusi, Palembang 1900-1950, LP3ES, 2003

Giyugun: Cikal-bakal Tentara Nasional di Sumatra, LP3ES, 2005

Metode Penelitian Kepustakaan, Yayasan Obor Indonesia, 2008

Selamat jalan Prof. Semoga tenang di sisiNya. (rr)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *