Connect with us

Feature

Pertarungan Dua Generasi Teater

Published

on

Catatan Jelang Pentas “Pusaran” Teater Alam dan ISI Yogyakarta
Adu akting dua generasi. Kiri: Gola Bustaman (Mitch) dan Viola Alexsandra (Blanche DuBois). Kanan: Nur Alfiyah (Stella Kowalsky) dan Meritz Hindra (Stanley Kowalsky). (Foto: Richa Amalia)

Jayakarta News – Suatu fenomena yang merupakan peristiwa istimewa dari sebuah pagelaran yang boleh dibilang langka dan belum pernah terjadi di negeri ini. Sebuah peristiwa seni budaya yang seakan menjadi ajang pertarungan kepiawaian untuk menunjukkan legitimasi keaktoran, dimana sebuah kelompok kesenian teater tertua di Yogya sebentar lagi genap berusia 50 th, dengan sebuah institusi pendidikan yang akan lustrum ke-7, ISI Yogyakarta, Fakultas Seni Pertunjukan Jurusan Teater.

Melihat perbedaan usia kelahiran tentu saja akan membuahkan kemungkinan prediksi yang berbeda, apalagi kultur teater tersebut tergolong garis keras yang mengkultuskan kelompoknya dan tergolong sulit untuk bergandeng tangan dengan grup lain. Dalam kesempatan ini adalah sesuatu yang istimewa karena akan sepanggung dengan mahasiswa ISI jurusan teater yang notabene mempunyai latar belakang yang berbeda dalam mempelajari ilmu teater. Mereka akan pentas dengan naskah “Pusaran”.

Hal ini merupakan pagelaran keajaiban antara Teater Alam dan ISI. Bagaimana tidak, karena sama halnya mempertemukan dua sisi mata uang.

Suasana latihan drama musikal “Pusaran”. (Foto: Richa Amalia)

Prof. DR Yudiaryani MA ditunjuk oleh dedengkot pendiri Teater Alam Azwar AN untuk menyutradarai. Hal ini bukan tanpa maksud, tak lain adalah keinginan untuk memunculkan sutradara wanita. Secara kebetulan Mbak Yudi begitu akrab dipanggil adalah anggota Teater Alam, dan secara kebetulan lagi adalah guru besar ilmu teater di ISI Yogyakarta sehingga pertunjukan teater yang istimewa penuh keajaiban ini terjadi.

Tanggal 22 dan 23 Juli 2019 di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY) akan terjadi pertarungan aktor sanggar, melawan aktor yang masih mahasiswa. Bisa dibayangkan sekelas Meritz Hindra senior dan termasuk pendiri Teater Alam, Daning Hudaya, Gola Bustaman, Gege Hang Andika, Dinar Saka akan adu karakter dengan para mahasiswa yang rata-rata duduk di semester enam. Tentunya para muda ini tak ingin kalah dengan seniornya yang secara kasat mata lebih seperti bapaknya.

Pagelaran “Pusaran” yang judul aslinya “A Streetcar Named Desire” karya Tennessee Williams diterjemahkan oleh Totok Sudarto Bachtiar, selain disutradarai oleh Prof DR Yudiaryani, diperkuat oleh penata musik DR. Memet Chairul Slamet SSn akan diperindah dengan set artistik oleh Palgunadi yang telah malang-melintang sebagai art director layar kaca tentu akan menjadi lebih unik sebagai pertunjukan Teater Musikal.

Akankah pertarungan dua generasi akan melahirkan pemenang? Ataukah akan membuat keselarasan sinergi dalam cipta karya karsa? Kitalah saksinya. (gde mahesa)

Sebagian pendukung drama musikal “Pusaran”. Berdiri dari kiri: Ozzy Yunanda (manajer panggung), Meritz Hindra (Stanley Kowalsky), Naning Kartaatmaja (pimpinan produksi), Silvia Purba (pimpinan produksi). Duduk: Viola Alexsandra (Blanche DuBois) dan Nur Alfiyah (Stella Kowalsky). (Foto: Richa Amalia)
Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *