Connect with us

Global

Pendiri WikiLeaks Diseret Polisi dari Kedutaan Ekuador

Published

on

JAYAKARTA NEWS – Pria berjanggut itu meronta dan berteriak, saat polisi Inggris menyeretnya dari Kedutaan Besar Ekuador. Pria itu tidak lain adalah founder WikiLeaks, Julian Assange. Setelah hampir tujuh tahun bersembunyi dan berlindung di Kantor Kedubes Ekuador, ia akhirnya tidak bisa memberikan perlawanan yang berarti atas apa yang dilakukan polisi Inggris.

Assange kini harus menghadapi tuntutan hukum di Amerika Serikat, dengan tuduhan berkonspirasi dengan mantan analis intelijen Angkatan Darat Chelsea Manning, untuk mendapatkan data rahasia pemerintah.

Polisi menangkap Assange setelah negara Amerika Selatan itu mencabut suaka politik yang telah melindunginya di kedutaan, dan ia dibawa ke pengadilan Inggris – langkah pertama dalam pertempuran ekstradisi yang ia telah bersumpah untuk lawan.

Presiden Ekuador Lenin Moreno mengatakan, dia memutuskan untuk mengusir Assange, pria yang berusia 47 tahun itu, dari kedutaan setelah “berulang kali melanggar konvensi internasional dan protokol kehidupan sehari-hari”. Moreno juga mengecamnya saat pidato di Quito, dan menyebut warga asli Australia itu sebagai “anak nakal yang manja” yang memperlakukan Ekuador sebagai tuan rumahnya dengan tidak hormat.

Di Washington, Departemen Kehakiman AS menuduh Assange berkonspirasi dengan Manning untuk membobol komputer pemerintah dan mengambil data rahasia di Pentagon. Tuduhan itu diumumkan setelah Assange ditahan.

Assange mengungsi di Kedutaan Ekuador pada 2012 setelah ia dibebaskan dengan jaminan di Inggris, saat menghadapi ekstradisi ke Swedia atas tuduhan serangan seksual, dimana sejak saat itu telah dibatalkan.

Dia menolak untuk meninggalkan kedutaan, takut ditangkap dan diekstradisi ke AS, karena menerbitkan pesan rahasia militer dan diplomatik melalui WikiLeaks.

Manning, yang menjalani beberapa tahun penjara karena membocorkan dokumen-dokumen rahasia, yang sebelumnya mendapat keringanan dari Presiden Barack Obama, telah kembali ditahan di Alexandria, Virginia, karena menolak memberikan kesaksian di depan juri yang menyelidiki WikiLeaks.

Tim hukum Manning mengatakan dakwaan terhadap Assange menunjukkan bahwa jaksa tidak membutuhkan kesaksiannya dan meminta dia dibebaskan, mengatakan penahanannya yang berkelanjutan akan “murni hukuman.”

Selama bertahun-tahun, Assange menggunakan kedutaan Ekuador sebagai perlindungan untuk menjaga dirinya di depan publik. Dia sering nampang di balkon kecilnya, berpose untuk foto dan membacakan pernyataan. Ulahnya itu bahkan membuat kucingnya juga menjadi ikut terkenal.

Tetapi kehadirannya seperti itu telah memalukan bagi otoritas AS, yang selama bertahun-tahun menempatkan polisi sepanjang waktu di luar kedutaan tersebut. Penempatan polisi Amerika itu telah memaksa para pembayar pajak mengeluarkan jutaan dolar untuk membayar lembur polisi yang mengawasi Assange. Pengawasan seperti itu telah dihapus pada tahun 2015, tetapi kedutaan Ekuador tetap menjadi titik fokus untuk pengawasan kegiatannya.

Video yang diposting secara online oleh Ruptly, melalui sebuah layanan berita Russia Today, memperlihatkan beberapa pria berjas menarik Assange yang diborgol keluar dari kedutaan dan memasukkannya ke dalam mobil polisi sementara polisi Inggris yang berseragam membentuk sebuah lorong. Assange, berteriak dan memberi isyarat ketika dia dipindahkan. Dia tampak berjanggut penuh dan rambut abu-abunya disisir ke belakang.

Dia kemudian muncul di Pengadilan Westminster Magistrates, di mana Hakim Distrik Michael Snow tidak mau membuang waktu untuk memastikan dia bersalah melanggar persyaratan jaminannya. Hakim dengan tegas menolak pernyataannya, bahwa dia tidak diperlakukan dengan adil di pengadilan.

“Perilaku Assange adalah perilaku seorang narsisis yang tidak bisa melampaui kepentingan egoisnya sendiri, ” kata Snow.

“Dia belum tidak memberikan alasan yang masuk akal. ’”

Assange melambaikan tangannya ke publik yang penuh sesak saat dia dibawa ke sel. Dia akan diajukan lagi ke pengadilan pada 2 Mei melalui tautan video terkait dengan kasus ekstradisinya itu.

Pengacara Assange, Jennifer Robinson, mengatakan dia akan melawan ekstradisi apa pun ke AS.

“Ini menjadi preseden berbahaya bagi semua jurnalis dan organisasi media di Eropa dan di seluruh dunia,” katanya.

“Preseden ini berarti bahwa setiap jurnalis dapat diekstradisi untuk penuntutan di Amerika Serikat, karena telah menerbitkan informasi yang benar tentang Amerika Serikat.”***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *