Connect with us

Ekonomi & Bisnis

Patung Patung Unik dari Kayu Hanyut

Published

on

Abdul Ghofur dan Trias bahu-membahu membangun Duta Artidea Semarang

Stan Abdul Ghofur yang mengusung ‘Duta Artidea Semarang’ tampak menyolok di antara stan lainnya. Pasalnya, produk-produk kerajinan kayu yang dibawanya tampak unik dan berukuran besar. Salah satu yang menyolok adalah patung kayu unik ‘Groot and baby Groot’. Bagi pencinta movie, tentu tahu siapa ‘groot and baby groot’. Itu adalah karakter dalam film ‘Guardians of The Galaxy’.

Selain patung ‘Groot’ setinggi dua meter lebih,  ada juga patung jerapah yang juga memiliki tinggi sekitar dua meter, serta patung kelinci dll. Patung-patung yang semuanya terbuat dari kayu jati ini lah yang menghiasi stan Duta Artidea Semarang’ yang ditata mirip seperti ‘kebun binatang mini’. Karena uniknya maka stan itu jadi arena foto-foto para pengunjung.

Bercerita tentang asal-usul terjun ke bidang ini, Ghofur menjelaskan, awalnya dia bekerja di sebuah perusahaan mebel dan handicraft internasional yang berorientasi ekspor. Dari sana lah ilmu tentang perkayuan dan handicraft didapatnya. Jadi semuanya dipelajari secara otodidak. Sedang jiwa seni sudah dimilikinya sejak kecil dengan kegemarannya pada melukis.

“Semuanya saya pelajari secara otodidak karena sesungguhnya latar belakang pendidikan saya adalah IKIP jurusan bahasa Inggris,” tambahnya.

kreasi Duta Artidea Semarang

Dua puluh tahun bergelut dengan mebel membuatnya jenuh, dan dia pun mulai memikirkan untuk membuat sesuatu yang berbeda. Tak dinyana muncul customer asal Inggris yang menunjukkan gambar tentang patung kayu. Customer itu bertanya apakah bisa mencarikan supplier produk kayu seperti itu. Lalu dari sana lah inspirasi datang.

“Idenya saya suka maka saya coba coba membuat. Baru pada percobaan ketiga kalinya hasilnya terlihta. Customer saya menerima. Maka sejak itu saya pun menseriusi usaha ini. Bagi saya ini bukan sekadar bisnis namun juga hobi yang saya sukai,” ungkap Ghofur yang menggulirkan bisnisnya tahun 2010.

Salah satu tantangan terberat dalam bisnis ini, jelas Ghofur, adalah dalam pengadaan material. Pasalnya material yang dibutuhkan bukan sembarang kayu namun kayu jati yang terlihat sudah usang. Seperti kayu-kayu yang hanyut di sungai-sungai besar dan kayu yang biasa terdampar di pinggir pantai. “Bahan utamanya adalah kayu jati, akar kayu jati, tapi kayu jati yang sudah lama. Saya juga memakai kayu jenis lain tapi hanya untuk pelengkap saya, jadi produk saya 99% adalah kayu jati,” ujarnya.

Dia pun lantas menunjuk karyanya patung ‘Groot bersama anaknya’ yang materialnya adalah akar kayu jati. “Lekukan kayu dalam semua produk saya adalah asli bukan dibuat atau dipahat. Kalaupun ada pahatan, kecil sekali. Seperti patung Groot ini, pahatan hanya pada guratan kecil di wajah. Nah kayu yang sudah berbentuk itu, saya pokok dan tempel sesuai dengan kebutuhan bentuk yang akan dibuat. Jadi bentuk kayunya asli seperti itu. Pembeli-pembeli dari Eropa sangat suka yang alami,” paparnya panjang lebar.

Untuk pengadaan material, kata Ghofur, dia memiliki sejumlah grup-grup pengadaan material yang tersebar di beberapa daerah di Jawa. Mereka inilah yang hunting mencari kayu-kayu jati yang hanyut di sungai dan terdampar di laut atau di dalam hutan.

“Hubungan kerja kami adalah hubungan kekeluargaan. Saya tetap membayar mereka atas kayu yang ditemukan, tentunya disesuaikan dengan grade kayu yang didapat. Bahkan kalaupun mereka mencari dan tidak mendapatkan kayu, saya pun tetap membayar ongkos pencarian. Karena kan mereka mencari kayu, baik dapat ataupun tidak, tetap menggunakan ongkos juga,” katanya.

Dengan sitem kerja seperti itu, maka pasokan kayu yang dibutuhkan Ghofur relatif lancar dan dia tidak terlalu kesulitan memenuhi order dari para customer nya. “Saya punya banyak stok kayu. Tapi ya kadang ada juga kesulitan material ketika customer memesan bentuk patung tertentu. Maklum begitu banyak tumpukan kayu, mencarinya pun menjadi tidak mudah,” tambah Ghofur yang mengerjakan sendiri produk-produk kelas premium, sementara produk dekorasi dikerjakan oleh teman lainnya yang juga seniman kayu.

“Pekerjaan ini harus tekun dan telaten. Bentuk harus benar benar mirip karena itu anatomi harus benar-benar diperhatikan. Makanya kalau Cuma tukang kayu biasa, tidak akan bisa. Pekerja harus memiliki jiwa seni maka sentuhannya pun berbeda,” tandasnya.***

 

 

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *