Connect with us

Feature

Oh Memet… Musikmu Mengagumkan!

Published

on

Dalam setiap repertoar, Memet Chairul Slamet memadukan unsur musik tradisi. Foto: Ist

SUATU malam di angkringan, seorang teman pemusik berkata, “Musisi yang bisa mempertahankan idealismenya, sangat langka.” Kemarin dulu, Jayakartanews menemukan musisi langka yang dimaksud di Yogyakarta. Dia adalah Memet Chairul Slamet.

Menggawangi grup orchestra Gangsadewa Ethnic Ensemble, Memet, begitu ia akrab disapa, tetap kental dengan idealisme bermusik. Bukan saja konsisten dalam visi bermusik, ia juga konsisten dalam berkarya. Sejauh ini, Memet tidak terseret arus para musisi, komponis, arranger, menggapai apa yang mereka sebut sebagai “keberhasilan” dengan pergi ke Ibukota, dan mendegradasi kualitas bermusiknya, demi apa yang dinamakan “tuntutan pasar”.

Memet Chairul Slamet

Bagi Memet, musik adalah roh serta jiwa dalam kehidupannya. Setiap nafas adalah irama notasi. Itu yang dirasakan dosen pengajar musik di ISI Yogyakarta. Rutinitas berbagi ilmu dengan para mahasiswa, dilanjutkan dengan masuk studio bersama anggota Gangsadewa.

“Hidup saya di atas dua kaki, baik harfiah ataupun falsafah. Satu sisi sebagai pengajar atau akademisi, satu kaki lagi sebagai kreator. Saya mencoba menjalani sebaik-baiknya, tanpa beban,” ujar Memet. Di bidang akademik, Memet terus mengasah kemampuannya. Belum lama ini, ia melakukan konser ujian guna meraih gelar doktor.

Diakui, sesekali ia menerima tawaran pembuatan ilustrasi musik untuk sinetron maupun film layar lebar. Semua dengan catatan, sesuai dengan idealismenya. Bahkan, Memet juga pernah membuat ilustrasi musik untuk show spesial Deddy Corbuzier dan Romy Rafael. Hingga kini, ciri musik garapannya menjadi warna tersendiri di dunia persulapan Tanah Air.

Di luar itu, Memet Chairul Slamet konsisten berkarya bersama Gangsadewa yang dikomandaninya. Sepanjang perjalanan bermusik, namanya makin dikenal, tidak saja di kalangan dunia musik Indonesia, tetapi bahkan ke manca negara.

Memet Chairul Slamet, ketika tampil di Jepang. Foto: Ist

Konser musik Gangsadewa Ethnic Ensemble

“Musik batu”, elemen batu, zaman batu…

Bersama Gangsadewa, ia pernah menggelar konser di Senju, Tokyo serta sejumlah kota di Australia (Melbourne, Sydney, Perth, Canberra). Dalam banyak konser, ia senantiasa menyertakan elemen batu sebagai unsur bunyi. Saat ditanya “mengapa”, simple ia menjawab, “Yah… aku memang ingin mengenal lebih dalam tentang alam ini memalui karya-karyaku. Seperti juga manusia, yang mengawali peradabannya dalam era zaman batu menjadi dunia yang sekarang. Banyak hal bisa diserap selain filosofi juga keberadaan spiritual ala mini. Bayangkan dan pikiren dhewe….”

Hal lain yang membuat musisi kelahiran Bangkalan, Madura ini berbeda dari kebanyakan musisi lain adalah, “bermusik layaknya beribadah”. “Seperti ada perasaan, kalau saya tidak melakukan sesuatu (kebaikan) pada musik, maka saya merasa berdosa dan bisa masuk neraka… ha… ha… ha….,” ujarnya disusul tawa renyahnya.

Pemusik yang pernah mengenyam pendidikan di Asdrafi (Akademi Seni Drama dan Film) Yogyakarta itu, bisa dibilang pakar alat musik tiup. Major itu pula yang ia ambil ketika kemudian meninggalkan Asdrafi dan pindah ke AMI (Akademi Musik Indonesia) Yogyakarta.

Menikmati sekaligus mencermati perjalanan bermusik Memet, tak pelak kita akan disuguhi sebuah perjalanan bermusik yang konsisten pada idealisme dan konsep. Rasa cintanya kepada Tanah Air, bisa ditangkap dari kegemaran Memet melahirkan komposisi-komposisi musik etnik. Ia akrab dengan kerja penggarapan komposisi musik gabungan elemen pentatonik dan diatonik. “Aroma Nusantara” sangat kental tercium pada kebanyakan komposisi karya Memet Chairul Slamet.

Ia tidak peduli, jika karyanya belum atau bahkan tidak dilirik dunia entertainment. Ia juga tidak mempermasalahkan, jika musik Gangsadewa belum atau bahkan tidak diminati programer-programer musik televisi. “Saya tidak berburuk sangka. Itu karena mereka belum merasakan (musik saya). Kalau sudah (merasakan), pasti ketagihan,” katanya, lagi-lagi disusul tawa lepas tanpa beban.

Oh Memet… musikmu mengagumkan! ***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *