Jayakarta News
Advertisement
  • Features
  • Traveling
  • Kuliner
  • Kabar
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Ekonomi & Bisnis
    • e-Commerce
    • Entrepreneur
  • Sport
  • Fashion
  • Techno & Games
No Result
View All Result
  • Features
  • Traveling
  • Kuliner
  • Kabar
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Ekonomi & Bisnis
    • e-Commerce
    • Entrepreneur
  • Sport
  • Fashion
  • Techno & Games
No Result
View All Result
Jayakarta News
No Result
View All Result

Home » Kolom » NU Cash dan Nadliyin 4.0

NU Cash dan Nadliyin 4.0

RR by RR
February 1, 2019
in Kolom
0
0
SHARES
3
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Joko Intarto

Tanda-tandanya memang sudah terlihat. Sejak tiga tahun terakhir. Nahdlatul Ulama terus berbenah. Dalam infrastruktur digital.

Organisasi gerakan Islam terbesar di dunia itu sedang membangun persepsi baru: Warga Nadliyin bukan lagi hanya bisa menjadi pasar. Tapi juga menjadi pemain bisnis milenials.

Serius? Di depan Presiden Joko Widodo yang hadir dalam ulang tahun NU ke-93 tadi siang, KH Said Aqil Siroj dengan mantap menyampaikan kesiapan itu. “Sekarang kita masuk ke era revolusi industri 4.0. Semua masuk ke sistem transaksi digital. Menggunakan uang digital. Go Pay. Grab Pay. OVO. NU juga punya sendiri: NU Cash.”

Sekitar 5.000 undangan di Plenary Hall Jakarta Convention Center bertepuk tangan. Bergemuruh.

Langkah NU mengelola e-money sendiri merupakan terobosan berani dan sangat maju. Anggota NU sekitar 100 juta orang. Kalau kebutuhan belanja per orang Rp 1 juta saja, NU akan mengelola deposit yang sangat besar: Rp 100 juta x Rp 1 juta.

Tapi bukan itu tujuan NU Cash. Dengan memiliki uang digital sendiri. NU bisa menggerakkan ekonomi anggotanya. Menjadi penyedia barang dan jasa. Yang melayani transaksi dengan NU Cash. Ada new opportunity yang perlu digarap: Nadliyin milenials.

NU Cash. Bagi saya adalah lompatan dengan visi besar. Memahami kebutuhan zaman. Generasi Nadliyin milenials tidak boleh terkungkung dalam mimpi dan jargon kebesaran pada masa lalu.

Yang besar kalah melawan yang cepat. NU Cash adalah sebuah strategi untuk mematahkan mitos: yang besar tidak selalu lamban.

Semoga bisa menjadi bahan renungan. Untuk kita semua.(jto)

Tags: HARLAH NU KE93jayakartanewsjayakartanews.comjoko intartokolom
Previous Post

Pemolisian Masa Depan

Next Post

Coppa Italia: Lazio Paksa Inter Gigit Jari di Kandang

RR

RR

Next Post
Coppa Italia: Lazio Paksa Inter Gigit Jari di Kandang

Coppa Italia: Lazio Paksa Inter Gigit Jari di Kandang

TERPOPULER

  • Pameran Lukisan Online, Membangun Galeri Milenial

    Pameran Lukisan Online, Membangun Galeri Milenial

    141 shares
    Share 141 Tweet 0
  • Seperti “Ditampar” Aqua Dwipayana

    17 shares
    Share 17 Tweet 0
  • Makan Enak Tiga Babak

    9 shares
    Share 9 Tweet 0
  • Garuda Turunkan Harga Tiket 20 Persen, Menhub Apresiasi

    2 shares
    Share 2 Tweet 0
  • Kanker Darah, SBY Harapkan Doa untuk Kesembuhan Bu Ani

    115 shares
    Share 115 Tweet 0

RUBRIK

FEATURES

KABAR

PROFIL

EKONOMI & BISNIS

SPORT

TRAVELING

KESEHATAN

ENTERTAINMENT
FASHION

KULINER

TRAVELING

KESEHATAN

DONGENG

GAME

PARENTING
  • Tentang Kami
  • PENGELOLA JAYAKARTANEWS
  • Kontak
  • Pasang Iklan

© 2018 JayakartaNews

No Result
View All Result
  • Features
  • Traveling
  • Kuliner
  • Kabar
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Ekonomi & Bisnis
    • e-Commerce
    • Entrepreneur
  • Sport
  • Fashion
  • Techno & Games

© 2018 JayakartaNews