Connect with us

Entertainment

Mona Ratuliu: Ini Dia 3 Cara Mengenalkan Sex Education Pada Anak

Published

on

mona ratuliu dan putri bungsunya nala–foto kapanlagi.com

Mona Ratuliu jarang tampil di dunia hiburan namun bukan berarti Mona Ratuliu hanya diam di rumah. Wanita cantik yang kini telah dikaruniai  tiga orang anak ini justru memiliki banyak kesibukan. Selain sebagai ibu rumah tangga, ternyata artis yang melejit namanya lewat penampilannya dalam sinetron ‘Pelangi di Matamu’, aktif memberikan seminar-seminar parenting di berbagai tempat, juga mengelola website monaratuliu.com yang isinya tentang ‘ilmu’ parenting yang sesuai dengan apa yang telah dijalaninya.

Nah, bagi para orangtua, khususnya para ibu yang ingin tahu tentang pola pengasuhan anak, mungkin ada baiknya berkunjung ke web tersebut.

Salah satu tulisan yang diangkat Mona dalam web ‘ParenThink’ adalah ‘Cara Mengenalkan Sex Education pada Anak’. Menurut Mona, di zaman dimana informasi terbuka lebar seperti saat ini, banyak orang tua yang semakin khawatir dengan keamanan anak-anaknya.

Terutama mengenai pelecehan seksual yang belakangan terkuak ternyata bisa terjadi di mana saja, mulai dari lingkungan sekolah, sampai sekitar rumah yang kita anggap aman pun ternyata nggak menjamin keamanan anak-anak kita. Maka, orang tua harus mulai terbuka pikirannya untuk memberikan sex education kepada anaknya. Tapi, dimulai dari mana?

class parenthink mona ratuliu–foto instagram mona

Berikut ini kutipan dari web monaratuliu.com:

  1. Mulailah dari belajar kepemilikan

Sadarkan anak-anak bahwa tubuhnya adalah miliknya. Dalam membantu aktivitas sehari-hari, orang lain mungkin bisa saja menyentuh bagian tubuhnya. Tapi ajarkan anak untuk meminta orang lain meminta izin terlebih dahulu untuk melakukannya. Caranya adalah, orang tua perlu membiasakan meminta izin terlebih dahulu sebelum membuka baju, celana, atau diapers si kecil saat membantu memandikannya. Biasakan sedini mungkin. Agar si kecil merasa risih ketika ada orang dewasa lain yang memegang bagian tubuhnya tanpa izin.

  1. Jangan paksa anak untuk beramah tamah dengan orang dewasa secara instan

Banyak orang tua berharap anaknya langsung bisa tersenyum, mencium tangan, bahkan mencium pipi ketika bertemu dengan kerabat orang tuanya. Sementara sikap defensif biasanya merupakan reaksi pertama mereka ketika bertemu orang asing yang baru ditemui.

Sikap defensif ini sendiri sebenarnya adalah sikap waspada ketika seseorang bertemu dengan orang yang belum pernah dikenalnya. Boleh saja bertanya kepada si kecil apakah ia mau mencium tangan atau sekedar menyapa om atau tante yang baru ditemuinya. Tapi, jangan dipaksa dengan alasan harus bersikap sopan dengan orang dewasa, karena memang nyatanya nggak semua orang dewasa layak diperlakukan dengan sopan dan santun.

Biarkan si kecil mengenal orang dewasa di sekitarnya secara perlahan, karena ketika ia sudah merasa nyaman, dengan sendirinya si kecil akan mendekat dan beramah-tamah dengan orang-orang di sekitarnya. Mengingat pelecehan seksual yang kian marak, hal ini perlu dilakukan agar sikap waspada terhadap orang asing tetap tumbuh di jiwa si kecil.

  1. Mengenalkan semua bagian tubuh seperti panca indera dan fungsinya

Saya dan anak-anak di rumah sering melakukan latihan-latihan berdasarkan kasus dan dilakukan sambil bermain peran. Misalnya, bunda jadi orang dewasa yang mau membuka pakaiannya tanpa izin. Sambil kita memperhatikan sikap apa yang ditunjukkan si kecil apabila hal itu terjadi. Di situ kita bisa melakukan berbagai koreksi agar si kecil tau yang harus dilakukan saat hal itu terjadi. Ajarkan juga untuk berteriak “tolong” sekeras-kerasnya apabila ada orang dewasa yang melakukan pemaksaan.***

 

link sumber: http://monaratuliu.com/index.php/parents/274-ini-dia-3-cara-mengenalkan-sex-education-pada-anak

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *