Jayakarta News
Advertisement
  • Features
  • Traveling
  • Kuliner
  • Kabar
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Ekonomi & Bisnis
    • e-Commerce
    • Entrepreneur
  • Sport
  • Fashion
  • Techno & Games
No Result
View All Result
  • Features
  • Traveling
  • Kuliner
  • Kabar
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Ekonomi & Bisnis
    • e-Commerce
    • Entrepreneur
  • Sport
  • Fashion
  • Techno & Games
No Result
View All Result
Jayakarta News
No Result
View All Result

Home » Traveling » Menuntun Malaikat Singgah

Menuntun Malaikat Singgah

Tradisi ‘Tujuh Likur’ di Bangka Barat

RR by RR
June 12, 2018
in Kabar, Traveling
0
11
SHARES
72
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
Suasana malam Desa Mancung, Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat memasuki tradisi “7 Likur”. Foto: Destiara

ADA yang unik di 10 hari terakhir berpuasa yang dirayakan masyarakat Bangka Belitung, utamanya Kabupaten Bangka Barat. Sudah turun-temurun masyarakat mengadakan tradisi “tujuh likur”. Di 10 hari jelang Idul Fitri, masyarakat menyalakan lampu minyak. Bagi anak-anak, tradisi “tujuh likur” artinya sebentar lagi Lebaran.

Makna lain malam “tujuh likur” adalah menyongsong lailatul qadar, malam ke-27 di bulan Ramadhan, saat para malaikat turun ke bumi. Orang dulu percaya, dengan menyalakan pelita di depan rumah, akan menuntun malaikat singgah. Tradisi itu pun kemudian berlanjut hingga hari ini.

Perayaan “tujuh likur” biasanya dilaksanakan setelah shalat tarawih. Seperti yang tampak kemarin malam di Desa Mancung, Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat. Di sini, tradisi “tujuh likur” bahkan dilombakan antar-RT. Masing-masing RT membuat gerbang yang dihiasi lampu minyak.

Ada yang berbeda, jika dulu penerangan menggunakan obor, sekarang menggunakan botol beling kecil diisi minyak tanah. Kerlap-kerlip nyala api, tampak indah dari sumbu pelita. Nah, setiap RT mengkreasikan bentuk gerbang. Perlu diketahui, di Desa Mancung memiliki 6 RT. Tentu saja semua mendapat juara, karena kategori pemenang adalah juara 1 sampai juara harapan 3.

Ini adalah upaya mengangkat kembali tradisi “tujuh likur” yang mulai memudar. Karenanya, selain lomba gerbang lampu minyak, setiap penduduk juga memasang sebaris lampu minyak di depan rumahnya.

Tak pelak, Desa Mancung Bangka Barat menjadi berbinar-binar di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Pendar nyala pelita di seantero kampung, benar-benar membuat suasana yang berbeda. Masyarakat makin bergairah beribadah, mengharap berkah Allah SWT. ***

Kerlap-kerlip lampu minyak yang membentuk objek. Foto-foto: Destiara Andini

Tags: 7 likurbangka baratjayakartanewstradisi 7 likurtujuh likurwisata bangka barat
Previous Post

Hikayat Kerajaan Jin Gunung Merapi

Next Post

Rommy Rafael di 'Target' Jadi Diri Sendiri

RR

RR

Next Post
Rommy Rafael di ‘Target’ Jadi Diri Sendiri

Rommy Rafael di 'Target' Jadi Diri Sendiri

TERPOPULER

  • Pameran Lukisan Online, Membangun Galeri Milenial

    Pameran Lukisan Online, Membangun Galeri Milenial

    144 shares
    Share 144 Tweet 0
  • Seperti “Ditampar” Aqua Dwipayana

    19 shares
    Share 19 Tweet 0
  • Makan Enak Tiga Babak

    9 shares
    Share 9 Tweet 0
  • Garuda Turunkan Harga Tiket 20 Persen, Menhub Apresiasi

    2 shares
    Share 2 Tweet 0
  • Aqua Dwipayana, Aku Melihat-Aku Mendengar

    10 shares
    Share 10 Tweet 0

RUBRIK

FEATURES

KABAR

PROFIL

EKONOMI & BISNIS

SPORT

TRAVELING

KESEHATAN

ENTERTAINMENT
FASHION

KULINER

TRAVELING

KESEHATAN

DONGENG

GAME

PARENTING
  • Tentang Kami
  • PENGELOLA JAYAKARTANEWS
  • Kontak
  • Pasang Iklan

© 2018 JayakartaNews

No Result
View All Result
  • Features
  • Traveling
  • Kuliner
  • Kabar
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Ekonomi & Bisnis
    • e-Commerce
    • Entrepreneur
  • Sport
  • Fashion
  • Techno & Games

© 2018 JayakartaNews