Connect with us

Traveling

Mengembangkan Orchid Forest Cikole sebagai Destinasi Digital

Published

on

 

BERKEMBANGNYA destinasi digital dan nomadic tourism mendorong dikembangkannya kawasan  hutan pinus yang berlikasi di Jalan Raya Lembang, Desa Cikole, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, sebagai  Orchid Forest.

Belum lama Orchid Forest Cikole tersebut telah diresmikan oleh  Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, yang diarahkan untuk  pengembangan  destinasi digital dan nomadic tourism.

“Melalui kerja sama Menteri Pariwisata Arief Yahya, menpar, Orchid Forest Cikole, Lembang, Bandung, antara jatimang baik akan tercipta sebuah harmonisasi sekaligus mempercepat pembangunan pariwisata di Indonesia. Apalagi kini pariwisata telah ditetapkan menjadi ‘core economy’ bangsa,” kata Menpar Arief Yahya.

Kawasan Orchid Forest seluas 12 hektar tersebut lokasinya kira-kira  berjarak 5 kilometer dari Alun-alun Kota Lembang.

Selain itu, kawasan ini ke depan  juga akan dikembangkan sebagai obyek wisata edukasi (edu-tourism) dengan pembudiyaan anggrek (Orchid House) sebagai brand Orchid Forest Cikole.

Menpar Arief Yahya mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh pengelola  Orchid Forest Cikole yang  mengembangkan destinasi digital dan nomadic tourism. Hal itu sejalan dengan  program strategis Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dalam mencapai target kunjungan 17 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan pergerakan 270 juta wisatawan nusantara (wisnus) tahun ini.

Kehadiran  pelaku usaha (industri) sektor wisata untuk mengembangkan pariwisata merupakan hal penting, karena pengembangan sektor tourism tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah saja.

Destinasi digital menurut Arief merupakan  produk pariwisata yang kreatif dan dikemas sesuai dengan tuntutan jaman now.

“Keinginan generasi milenial maupun individu yang senang ‘berbagi’ di media sosial menjadi potensi baik untuk meningkatkan pariwisata dunia digital ini. Kalau menurut bahasa anak muda adalah destinasi yang ‘instagramable’,” tutur Menpar Arief Yahya.

Dikatakan,  untuk menjaring wisatawan milenial yang mobile, interaktif, dan menyukai hal-hal berbau digital diperlukan destinasi digital dan nomadic tourism.

Destinasi digital mempunyai keunggulan di bidang “value exposer” yang memiliki kekuatan tidak langsung dalam hal publikasi. Sedangkan nomadic tourism memiliki dampak yang dapat dirasakan secara langsung. Destinasi Orchid Forest berpotensi untuk dikembangkan sebagai destinasi digital dan nomadic tourism.

Orchid Forest Cikole Lembang Bandung  telah melakukan nota kesempahaman (MoU) dalam Co-branding Wonderful Indonesia dengan Kemenpar pada 08 Agustus 2018, yang kemudian dilanjutkan dengan kerja sama dengan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung pada 10 Agustus 2018 untuk memperkuat sumber daya manusia (SDM) dalam mengembangkan destinasi digital dan nomadic tourism.

Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara mengatakan kerjasama Kemenpar melalui brand Wonderful Indonesia dengan co-branding partner merupakan sinergi simbiosis mutualisme yang akan memberi manfaat pada kedua belah pihak.

“Brand Wonderful Indonesia (WI) memiliki posisi tawar tinggi di dunia, dengan melakukan co-branding kita melakukan efisiensi anggaran, ‘co-creation’, dan meningkatkan exposure masing-masing brand,” ujar Ukus Kuswara.

Maulana Barry Akbar mengatakan, untuk mengembangkan Orchid Forest Cikole sebagai destinasi digital pihaknya akan terus melengkapi teknologi digital terkini.

“Ke depan kami akan memasang sensor gerak dan suara sehingga ketika pengunjung berjalan-jalan keliling taman pada malam hari, lampu taman akan menyala sendiri di sekitar pergerakan orang,” imbuh Barry.

Pada kesempatan yang sama ia juga mengatakan Orchid Forest menargetkan kenaikan kunjungan wisman hingga 500 persen menjadi sekitar 5.000 wisman pertahun. Sementara untuk wisatawan nusantara juga ditargetkan naik 300 persen menjadi 2 juta pertahun.

“Kami siap menyukseskan program pemerintah untuk mendatangkan 20 juta kunjungan wisman dalam setahun,” kata Barry. Pihaknya  juga telah mengembangkan Orchid House yang kelak akan menjadi museum anggrek dengan koleksi mencapai 150 anggrek spesies langka dari berbagai pelosok nusantara.***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *