Connect with us

Feature

“Mantra” Sisingamangaraja Munculkan Banyak Ide Kreatif di Bakkara

Published

on

Para mahasiswa Malaysia berwisata ke Danau Toba. (foto: ist)

Jayakarta News – Nama Sisingamangaraja benar-benar sakti. Itu seperti “mantra” baru yang ampuh menarik milenial Malaysia ke Bakkara, Humbang Hasudutan. Ada sensasi seru. Fun. Exciting. Dan semuanya, terekam jelas saat live in di homestay sekitar Danau Toba yang melibatkan puluhan mahasiswa Universiti Teknologi Mara, Melaka, Malaysia.

Predikat Sisingamangaraja sebagai seorang pejuang sejati, yang anti penjajahan dan perbudakan, kembali naik ke permukaan. Gimik-gimik kesaktiannya sebagai pejuang yang tidak mau berkompromi dengan penjajah jadi tersebar ke milenial Malaysia. Singkat cerita, Sisingamangaraja langsung menjadi top of mind anak-anak muda Malaysia saat berkunjung ke Bakkara.

Story’ telling yang paling kuat dan mengena memang Sisingamangaraja. Semua yang ada di Bakkara pasti punya keterkaitan emosional dengan Sisingamangaraja,” ungkap Rode Ayu Wahyuningputri, Anggota Tim Percepatan Pengembangan Wisata Sejarah, Religi, Tradisi dan Seni Budaya Kemenpar, Kamis (25/7).

Aroma Sisingamangaraja memang sangat terasa di Bakkara. Di sana ada Tombak Sulu Sulu. ini adalah sebuah gua batu yang dalam keyakinan sebagian orang Batak Toba merupakan muasal kelahiran Sisingamangaraja.

Dalam folklore yang berkembang di masyarakat Humbahas, disebutkan di sanalah ibunda Sisingamangaraja I, yakni Boru Pasaribu menerima “wahyu” dari Tuhan. Boru Pasaribu kemudian melahirkan seorang anak laki-laki yang kelak  menjadi seorang raja di Bakkara.

“Anak laki-laki itu kemudian diberi nama Manghuntal. Manghuntal inilah yang dikenal sebagai Sisingamangaraja I. Dari sinilah trah Sisingamangaraja dimulai. Mereka memerintah negeri Bakkara. Trah ini berakhir pada Sisingamangaraja XII yang gugur di tangan Belanda pada 1907,” sambung Bob Moningka, lead surveyor tim live in Marbun.

Secara fisik, tombak sulu-sulu termasuk unik. Destinasinya merupakan batuan karst yang telah berumur 250 juta tahun. Dan semuanya terbentuk akibat pergeseran lempeng bumi. Keunikan lainnya, destinasinya dililit akar-akar pohon besar yang menjuntai. Pohon itu dalam bahasa lokal disebut pohon sangka madeha.

Para mahasiswa dari Malaysia belajar mengoperasikan mesin tenun manual. (foto: ist)

Destinasi lainnya? Juga beraroma Sisingamangaraja. Sebut saja Aek Sipangolu. Di sini, traveller bisa berwisata sambil berdoa. Aek Sipangolu atau Air Kehidupan diyakini dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Menurut Kepercayaan penduduk setempat, dengan berdoa sebelum meminum, mencuci muka, mandi atau melakukan ritual kecil di Aek Sipangolu, penyakit dalam tubuh akan terangkat dan hilang. Masalah akan berkurang dan kehidupan akan semakin membaik.

Aek Sipangolu juga merupakan bagian dari perjalanan sejarah kerajaan Sisingamangaraja XII. Kabarnya, Aek Sipangolu berasal dari bekas kaki Gajah Putih milik Raja Sisingamangaraja yang kehausan karena perjalanan panjang mereka dari Manduamas-Barus. Danau Toba yang jauh di kaki gunung yang terjal tidak dapat dijangkau. Raja Sisingamangaraja kemudian berdoa dan menancapkan tombaknya ke bekas pijakan kaki gajah putihnya. “Seketika, air keluar dan mengalir hingga saat ini. Story telling seperti ini bisa mendrive milenial Malaysia untuk datang ke Bakkara,” timpal Pembimbing Inspire Travel and Tourism Learning Center Jakarta Krisanti Kurniawan.

Kompleks Istana Sisingamangaraja (I-XII) punya cerita lain lagi. Di kompleks istana sendiri ada terdapat sejumlah situs budaya yang berkaitan dengan dinasti Raja Sisingamangaraja. Antara lain, Makam Sisingamangaraja XI, batu siungkap-ungkapon, tikar 7 lapis, rumah bolon dan bale pasogit yang merupakan rumah ibadah Sisingamangaraja dan pengikutnya.

Beragam pose foto langsung direkam mahasiswa Universiti Teknologi Mara, Melaka, Malaysia. Potongan video pendek juga ikut dibuat. Dan semuanya, langsung diviralkan ke dunia maya.

“Mereka adalah mahasiswa pilihan. Saya memang meminta mereka untuk produksi konten foto, video dan tulisan seputar Bakkara. Banyak masukan bagus. Input positif. Dan saya yakin ini bisa dijadikan masukan untuk mengajak traveller Malaysia ke Bakkara sekaligus membangun pasriwisata di sekitaran Danau Toba,” timpal Puan Azwin, Dosen Pendamping mahasiswa Universiti Teknologi Mara, Melaka, Malaysia.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi semua kreativitas Dosen Pendamping dan mahasiswa Universiti Teknologi Mara, Melaka, Malaysia. Dia juga melayangkan pujian atas kerja keras tim Deputi Pengembangan Destinasi, Tim Percepatan Pengembangan Wisata Sejarah, Religi, Tradisi dan Seni Budaya  serta tim Inspire Travel and Tourism Learning Center Jakarta  di bawah koordinasi Krisanti Kurniawan.

“Bakkara yang ada di sekitaran Danau Toba jadi hidup. Milenial Malaysia happy. Warga Bakkara juga bisa ikut kebagian rezeki. Ini luar biasa,” tutur Menpar Arief Yahya. (PR/monang s)

Menikmati keindahan di sekitar Danau Toba. (foto: ist)