Connect with us

Global

Mandela, Simbol Perdamaian Dunia

Published

on

Mengingat Nelson Mandela akan selalu ada rasa hangat di dada, perjalan hidupnya dari pemimpin perjuangan anti-apartheid, masuk penjara, jadi presiden, dan akhirnya negarawan dunia. Otobiografinya – Long Walk to Freedom – jadi kisah luar biasa mengenai perjuangan, pengorbanan, dan rekonsiliasi.

PBB pada masa Sidang Umum, yang dimulai Senin 24 September 2018, mencari nilai-nilai Mandela, terutama rekonsiliasi dan perdamaian. Patung Mandela, yang lahir 100 tahun lalu, dengan pose tangan meraih keluar berdiri di gedung PBB, New York, seakan menyambut para pemimpin dunia, yang akan berpidato dan membentuk wajah dunia sekarang ini. Mereka akan menyampaikan berbagai isu besar yang dihadapi manusia, mulai dari perang, kemiskinan, kesehatan, migrasi, dan juga perubahan iklim.

Gedung ini pernah menyambut Mandela, tahun 1990 lalu, hanya beberapa bulan sejak di melangkah keluar dari penjara, yang sudah dihuninya selama 27 tahun atas perintah pemerintahan kulit putih.

“Afrika Selatan akan merdeka,” tukas Mandela kala itu. Dia jadi presiden pertama kulit hitam, empat tahun kemudian pada tahun 1994. Kematian Mandela, tahun 2013, pada usis 95 tahun telah membuat dunia berduka sekaligus rasa hormat kepada pahlawan kemanusiaan ini.

Mantan presiden AS, Barack Obama, di Johannesburg bulan Juli lalu, menyebut Mandela memungkinkan terjadinya transformasi moral, yang sangat berarti bagi Afrika Selatan dan juga dunia.

“Pada mulanya, perjuangannya hanya untuk tempat ini, tanah airnya, perjuangan untuk mengakhiri apartheid, perjuangan untuk memastikan persamaan hak akan politik dan ekonomi bagi semua non-kulit putih yang kehilangan haknya. Namun melalui pengorbanannya dan keteguhan kepemimpinannya, mungkin yang paling penting, melalui teladan moral, Mandela dan gerakan yang dipimpinnya akan menjadi lebih besar,” ujar Obama.

PBB mendeklarasikan tahun 2019 – 2018 sebagai Dekade Perdamaian Nelson Mandela dan diresmikan pada pertemuan puncak perdamaian Senin ini (waktu New York). Pertemuan puncak para pemimpin dunia memberi penghormatan atas kualitas Mandela terhadap kemanusiaan — kesederhanaan, pengampunan, dan kasih – serta mengkaitkannya dengan cita-cita PBB, termasuk perlucutan senjata, hak azasi manusia, dan penghapusan kemiskinan.

Deklarasi ini juga memperingatkan akan ada ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional,”Termasuk ketidak-stabilan global, terorisme, perubahan iklim, kemiskinan ekstrim dan ketidak-setaraan, pengusiran paksa massal (pengungsi), senjata pemusnah massal, dan ancaman terhadap multilateralisme. Pandangan multilateralisme ini sudah mendapat terpaan cobaan besar sejak PBB didirikan setelah Perang Dunia 2, lebih dari 70 tahun lalu. Konflik terbuka dan berkepanjangan makin mengkuatirkan di Timur Tengah, Afrika. Dan masih ditambah dengan ‘perang dagang’ yang digaungkan oleh Presiden AS Donald Trump. Juga termasuk Eropa yang mulai ‘pecah’ dengan Brexit.

Namun deklarasi juga mengakui, “Dunia sudah berubah banyak sejak pendirian PBB dan mengakui perdamaian global belum tercapai sampai hari ini. Kita harus mengubah apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. Dokumen ini juga secara khusus memuji Afrika Selatan, yang menghapus program senjata nuklir dan pesan Mandela mengenai perlucutan total senjata nuklir.

Pesan Mandela memang masih jauh dari kenyataan. Warisan Mandela juga mengalami tantangan ketika Afrika Selatan menyatakan keluar dari Peradilan Pidana Internasional, padahal peradilan ini memperoleh dukngan kuat Mandela. Namun pengadilan di Afsel memerintahkan pemerintah membatalkan keputsannya. Peradilan Pidana Internasional, berdiri sejak 2002, dirancang untuk mengadili dan memenjarakan para penjahat perang.

Mandela ingin dilihat sebagai orang biasa, yang juga ada kekurangan dan kelebihannya, dan bukan sebagai sebuah ikon atau legenda. Pada tahun 2017 lalu, dia berbicara dalam acara peresmian patung dirinya di depan Gedung Parlemen Inggris. Dia berbicara patung itu sebagai simbol, bukan orangnya. Tampaknya tekanan kepada simbol ini cukup mewakili arti patung dirinya di PBB. “Kami percaya patung ini akan jadi pengingat para pahlawan di masa lalu, juga jadi inspirasi untuk berjuang melawan ketidak-adilan,” tegas Mandela ketika meresmikan patungnya di London.

Sumber informasi: apnews.com dan Declaration of the Nelson Mandela Peace Summit

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *