Connect with us

Feature

Ketupat Besek Berbalut Puisi

Published

on

Ketupat besek, menu Mbah Boy di Watu Lumbung Culture Resort. (foto: ist)

Jayakarta News – Kampung Edukasi Watu Lumbung, Kretek – Bantul, Yogyakarta menyambut Lebaran dengan cara unik. Muhammad Boy Rifai, sang pengelola, mengadakan open house tanggal 5 dan 6 Juni 2019, bertempat di lobby Watu Lumbung Culture Resort.

Hari itu, selama 48 jam Mbah Boy, begitu ia akrab disapa, menyediakan menu istimewa “katupat besek” dan “sop kacang merah”. Sedang, untuk minumannya, Mbah Boy menyeduh wedang sere yang sangat menyegarkan, apalagi diminum hangat, di puncak bukit, sambil memandangi panorama indah Yogya selatan.

Di luar menu spesial itu, Mbah Boy dan Watu Lumbung Culture Resort juga punya menu andalan lain, yakni “sego degan”. Menu ini terbilang langka, bisa jadi hanya ada di Watu Lumbung. Sego artinya nasi, degan artinya kelapa muda.

Mbah Boy memasak nasi gurih dengan aneka lauk di dalam belahan kelapa muda. Jangan tanya rasanya… eksotik luar biasa. Terlebih ketika kita menyendok nasi dengan kedalaman tertentu, sehingga mengiris daging kelapa muda, lalu disantap bersama. Ada rasa gurih dan manis alami yang menyatu.

Kiri, memasak ketupat besek secara tradisional. Kanan: Mbah Boy siapkan menu spesial di open house Lebaran, 5 – 6 Juni 2019. (foto: ist)

Semua menu langka itulah yang disediakan Mbah Boy dalam “open house” spesial Lebaran di Watu Lumbung. Undangannya sudah di-broadcast Mbah Boy di komunitas seniman Yogyakarta. Di deretan nama pengundang, tertera sejumlah seniman gaek Kota Gudeg. Mereka antara lain Liek Suyanto, Meritz Hindra, dan Geysha.

Selain menu “ketupat besek”, “sego degan”, dan “sop kacang merah” yang spesial, Mbah Boy juga menyediakan satu puisi untuk dibacakan. Satu puisi yang dipilih berjudul “Manusia Pemaaf Manusia Mulia” karya Mustofa W. Hasyim. Simak puisinya:

Mustofa W. Hasyim
MANUSIA MULIA MANUSIA PEMAAF

Karya: Mustofa W Hasyim

Manusia pemaaf bagai mata air sejuk di pegunungan.

Airnya sejuk menyejukkan udara sekitarnya, bahkan ketika mengalir melalui selokan, sungai, bengawan dan masuk dalam samudera luas. Manusia pemaaf mirip mata air jernih di pegunungan, kehadirannya menjernihkan jiwa jiwa yang dilewati, memurnikan hati nurani dan menjaga keseimbangan di dalam pergaulan semesta.

Manusia pemaaf adalah manusia mulia, manusia paling ikhlas di tengah makhluk yang dihadirkan Allah SWT di muka bumi, dia selalu memaafkan siapa saja yang meminta maaf kepadanya.

Bahkan saking ikhlasnya pada kehidupan dan pergaulan dia telah memaafkan semua kesalahan orang lain sebelum orang lain itu meminta maaf.

Dia menjadi manusia paling damai di muka bumi yang kedamaian hatinya seluas tujuh luas angkasa raya. Baginya selalu surga di kehidupannya, kini dan nanti.

Jiwa yang mutmainnah, jiwa jiwa yang tenteram. Di hari raya Idul Fitri ini, marilah kita ubah dan lebur diri kita dari manusia biasa yang suka menabung dendam, menjadi manusia pemaaf seperti itu.

Semoga kita diberi kemudahan untuk menggali mata air jernih di dalam jiwa kita.

Aamiin aamiin aamiin ya Robbal ‘alamiin.

(roso daras)

Tiga gambar yang diambil dari tiga sudut Watu Lumbung Culture Resort yang dikelola Mbah Boy. (foto-foto: ist)
Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *