Connect with us

Kesehatan

Kanker Payudara Bisa Serang Perempuan dan Lelaki

Published

on

(Kiri ke kanan) Ketua Perwatusi Anita Hutagalung, Dirjen P2P Kemenkes Dr HM Subuh, Ketua YKPI Linda Agum Gumelar di seminar nasional “Kesehatan Tulang bagi Penyintas Kanker Payudara.”

BANYAK sekali kasus permasalahan kanker payudara stadium lanjut (stadium III dan IV) di Indonesia, dan akibat kefatalannya bisa menyebar ke organ tubuh lain seperti tulang, hati dan paru. Sekira 70-80 persen pasien kanker payudara stadium lanjut mempunyai kasus penyebaran ke tulang. Sel kanker yang menyebar ke tulang, di satu sisi dapat menyebabkan terbentuknya tulang baru yang rapuh, di sisi yang lain sel kanker mampu mengakibatkan terjadinya pengeroposan tulang.

Tulang adalah kerangka penyangga tubuh, sehingga perubahan yang terjadi pada tulang akibat kanker sangat berdampak pada kualitas hidup pasien. Tulang yang rapuh dan keropos menyebabkan gejala yang sangat menurunkan kualitas hidup pasien. Rasa nyeri adalah gejala awal penyebaran kanker ke tulang. Nyeri ini terutama dirasakan saat bergerak.

Tulang yang rapuh dan keropos akibat kanker menjadi lebih mudah patah hanya karena cedera sederhana. Patah tulang akan menyebabkan nyeri hebat yang menghambat segala aktivitas pasien. Bila patah tulang ini terjadi di tulang belakang, mungkin menyebabkan terjepitnya sumsum tulang belakang yang ditandai dengan kelumpuhan.

Malas bergerak, asupan gizi yang tidak seimbang dan dampak pengobatan, disebut Ketua Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi) Anita Hutagalung menjadi penyebab utama kanker payudara menyebar ke tulang. “Keropos tulang memang sulit dihindari, tapi diupayakan jangan sampai membuat patah tulang karena penyebaran sel kanker ke tulang,” harapnya, saat Perwatusi bekerjasama dengan Yayasan Kanker Payudara Indonesia diketuai Linda Agum Gumelar melangsungkan seminar nasional “Kesehatan Tulang bagi Penyintas Kanker Payudara” di Jakarta akhir Oktober 2017, berkaitan pelaksanaan Bulan Peduli Kanker Payudara Sedunia.

Aktivitas senam osteoporosis termasuk berjalan kaki, bersepeda statis dan berbagai gerakan senam sangat dibutuhkan sebagai gerakan olahraga supaya pasien kanker payudara tetap mampu menguatkan tulangnya. Dr HM Subuh selaku Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan mengajak kesadaran publik untuk melakukan kewajiban mendeteksi dini, berkemauan belajar memahami cara melakukan pencegahan dan bertindak responsif guna mengetahui risiko kanker payudara

“Paling penting dari kesemuanya adalah awareness, (bukan saja) dari pemerintah namun pihak swasta, kalangan masyarakat dan berbagai pihak lainnya sadar dan waspada melakukan deteksi kanker, meningkatkan kualitas hidup,dan mencegah seminimal mungkin angka kematian akibat kanker payudara,” harapnya.

Kontribusidari para pihak, diharapkannya, bukan sekadar partisipasi. Untuk itu Muhammad Subuh mengimbau, lima kali dalam sepekan ada aktifitas bergerak selama setengah jam secara teratur dan terukur, rutin setiap hari melakukan sepuluh ribu langkah untuk mecegah osteoporosis, rajin melakukan gerakan-gerakan senam. “Kini setiap dua jam ada pengumuman di lingkungan Kemenkes untuk melakukan 3 menit bergerak,” singgung HM Subuh.

Mengenai prevalensi tertinggi kasus kanker payudara terjadi di Daerah Istimewai Yogyakarta, Dirjen P2P ini berharap kita jangan kecepatan mengira-ngira, artinya karena ini sekadar dari survei dasarnya saja (Riset Kesehatan Dasar/Riskesdas).

“Untuk mendalaminya kenapa (bisa terjadi), silakan bagi para mahasiswa yang mau memperoleh S3 (doktor strata) atau lembaga manapun bisa mengadakan penelitian. Ini merupakan warning bagi pemerintah daerah DIY, juga Jawa Tengah dan Jawa Timur kenapa disana bisa tinggi (prevalensi jumlah pasien kanker payudara). Mungkin kerena dampak lingkugannya, pola makannya, mungkin pula pola perilaku sosial dan lain-lain. Masih harus kita bersama-sama melakukan penelitiannya, meluas dan mendalam,” ungkapnya.

Apalagi, penyakit kanker payudara bukan hanya bisa menyerang pada kaum perempuan karena para lelaki juga bisa mengalaminya. ***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *