Connect with us

Kolom

Jalin Silaturahmi, Sesibuk Apa pun Dirimu

Published

on

Oleh Anthony Limtan

Dalam sehari-hari, aktivitas saya memang bervariasi, mulai mengoreksi dan mengedit bahan pemberitaan di meja redaksi, membaca setiap naskah yang masuk, makan siang di luar rumah, singgah ke toko alat-alat olahraga, ngopi di kantin, menelepon membuat janji dengan teman untuk latihan olahraga tepuk bulu di gelanggang komunitasku.

Berbagai aktivitas kujalani setiap hari,  tapi semua itu tidak membuatku tenggelam di kesendirian, tidak menjadi manusia paling ego, seolah hanya aku manusia yang paling sibuk di dunia ini. Õo°˚˚ºo:Ooº°˚˚°ºÕ, tidak..!

Adakalanya kubuka phone book ponselku. Ada sejumlah nama yang sudah lama aku tak menyapanya. Hmm… Bahagianya bisa bicara lepas, sambil menanyakan kabar terbarunya, ngarol-ngidul dan tertawa kiki kaka. Bagiku semua penting, membangkitkan aura persahabatan,  paling tidak dahi ini tidak sampai berkerut.

Banyak di antara kita tinggal dalam sebuah komplek perumahan, tapi sesama tetangga sekali sebulan pun tidak sempat bertegur sapa. Kita juga memiliki nomor telepon Satpam, namun kita hanya meneleponnya saat terjadi suatu hal yang membutukan bantuannya.

Disadari atau tidak, dengan cara ini, sebenarnya kita telah memutus hubungan komunikasi dan silaturahim dengan orang lain. Setidaknya, sikap ini membuat jarak dan mempersulit orang lain bersilaturahim dengan kita.

Sesibuk apapun Dirimu Tetaplah Jalin Silaturahim

Bila bepergian ke tempat umum, di MRT, pesawat, bus kota, kereta api, orang-orang yang ada dalam lift, tangga berjalan di plaza, ketika menikmati sarapan pagi satu meja dengan orang lain. Anda tampak acuh, ekspresi cuek menyiratkan tidak mau mengenalnya. Mengapa kita tidak mengawali dengan menyapanya,  sehingga membuka komunikasi baru.

Agar hidup lebih bermakna dan tidak menjadi manusia yang asosial, kita perlu menghilangkan beberapa penghalang dengan melakukan usaha khusus untuk bertemu, bersilaturahim dengan orang lain.

Saya sependapat dengan pakar komunikasi AQUA DWIPAYANA,  sesibuk apa pun dirimu tataplah jalin silaturahim dengan banyak teman, kapan pun dimanapun meski hanya sekadar say halo dan tanya kabar.

Waktu haruslah berbagi. Ketika waktu makan, ya kita harus makan, ketika harus istirahat ya istirahatlah, waktu tidur, ya tidurlah. Ngga ada gunakanya kerja lembur sampai pukul tiga dini hari, keesoknya bangun jam 10  pagi dengan rona wajah sembab dan mata agak bengkak.

Pastikanlah sehari semalam 24 jam itu cukup dan semua aktivitas mulai hal-hal ringan sampai berat, semua adalah perlu. Semisal mengangkat pangilan telepon, membalas chat. Menyapa teman sekadar mengucap selamat pagi atau selamat malam.

Semoga menginspirasi.

Penulis adalah wartawan senior harian Analisa Medan.

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *