Connect with us

Feature

Ini Hal yang Paling Menakutkan Dalam Kehidupan Sutopo

Published

on

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB) bersama anaknya, Wika–foto instagram sutopo

JAYAKARTA NEWS— Apa yang paling menakutkan Anda dalam hidup ini? Kematian kah, atau hal lainnya. Sutopo Nugro Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ternyata punya jawaban tersendiri. Dan jawaban itu sungguh diluar dugaan orang.

Lelaki yang sampai kini tetap aktif memberi info kebencanaan kendati didera penyakit mematikan, kanker paru stadium IV menyebut,  dua hal yang menakutkan selama hidupnya. Yakni, pada periode mencari unversitas setelah lulus SMA dan mencari pekerjaan setelah lulus S1.

Ini diary book Sutopo yang telah berusia 24 tahun—foto instagram sutopo

“Mencari universitas negeri tidak mudah. Dihapusnya jalur PMDK atau undangan saat itu. Hanya ada satu peluang yaitu test SIPENMARU atau SBMPTN saat ini. Saya hanya mengikuti satu test itu. Tidak berani mendaftar swasta karena beayanya mahal saat itu,” ungkap Sutopo lewat akun instagramnya.

Akhirnya, lanjut Sutopo, dia pun diterima di Fakultas Geografi UGM Yogyakarta. “Ini pilihan ketiga. Itu pun kesasar karena salah informasi. Pilihan pertama Kedokteran Umum UGM dan kedua Manajemen UGM,” tambah lelaki ramah ini sembari menyebut dirinya lulus S1 dengan predikat cum laude, tercepat, termuda. Menjadi mahasiswa teladan dan juara Lomba Karya Inovatif Produktif Tingkat Nasional

Sutopo saat menjalankan tugasnya menyampaikan info kebencanaan—foto instagram sutopo

Lalu, katanya lagi,  masuklah periode menakutkan kedua yaitu cari pekerjaan. Hampir tiap hari kirim lamaran. Total 32 surat lamaran via kantor pos. Dari 32 lamaran:
– 2 dapat panggilan lalu test dan diterima, yaitu di BPPT dan PT Sumalindo Lestari Jaya.
– 2 dapat panggilan tapi test gagal yaitu Dosen Universitas Esa Unggul dan PT Garuda Indonesia.
– 3 dapat surat balasan isinya ditolak yaitu:
1. Dosen F. Geografi UGM Yogya
2. Dosen F. Geografi UMS Solo
3. Dosen Perikanan IPB Bogor

Sedang 25 lagi, tidak ada surat balasan atau tidak direspon.

Selama mencari pekerjaan, tuturnya, lamaran tidak hanya ditujukan kepada  perusahaan atau instansi besar tapi perusahaan kecil pun bahkan konsultan pun dia kirimi lamaran kerja. “Selama mencari pekerjaan itu banyak yang hanya ’ PHP’, diajak kesana kemari tapi akhirnya tidak ada kejelasan, dijanjikan dan lainnya,” ucapnya.

Kenapa Sutopo bisa mengingat jelas bahkan secara rinci peristiwa puluhan tahun itu?

Ternyata itu semua berkat ketekunannya mencatat semua kejadian di ‘block note’, pemberian seorang temannya di UI. Usia ‘block note’ yang dipakainya untuk mencatat kejadian-kejadian penting  sekaligus sebagai diary-nya, telah berusia  24 tahun dan sampai sekarang masih tersimpan rapi.

Jadi, kata Sutopo lagi, bagi anak-anak muda, jangan putus asa. Salah milih jurusan atau belum dapat pekerjaan meski sudah banyak kirim lamaran. ”Tuhan punya rencana yang lebih baik untuk kita. Tuhan tidak langsung mengabulkan doa kita seketika. Untuk itu sabar dan terus berikhtiar. Kita tidak tahu masa depan kita. Tapi kita harus terus belajar, tekun, semangat, sabar dan berdoa,” tutupnya. ***ebn

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *