Connect with us

Entertainment

“Indonesia Now”, Gelaran Konser Gede-gedean di Ultah Slank ke-35

Published

on

Grup Slank–foto slank com

Kesombongan ataupun sekadar gengsi elitis sebagian masyarakat kota terhadap kreasi lagu yang diciptakan oleh komposer pop negeri sendiri, dipastikan tetap berlanjut sampai periode generasi milenial kekinian. Meski rela mengakui sudah ada antara lain Tulus dan Payung Teduh yang terbilang jadi sosok fenomenal.

Kesan serupa yang berlanjut dari masa melambungnya Koes Plus, Panbers, The Mercy’s, D’Lloyd, Favourites Group dan Bimbo di tahun 1970-an yang berlanjut dengan AKA hingga God Bless (1970/80-an) serta berlanjut di era keemasan Ebiet G Ade dimana pop balada sempat mampu mengalahkan musik milik rakyat banyak yaitu dangdut.

Tanpa berpanjang-panjang, bagaimana pula situasi industri musik pop di masa 1990-an, dimana gengsi ekspansi pop mewah gaya Mick Jagger vokalis The Rollng Stones dan Michael Jakson masih tetap mendominasi gaya hidup perkotaan bersamaan infiltrasi British Pop makin menjadi-jadi dan disanjung kaum muda sejagat raya.

Tetapi ngomongin periode pop keren 1990-an di Indonesia, mungkin setara pentingnya di tahun 2000-an ketika label rekaman mendunia dan gede seperti Sony Music bantu mengibarkan panji reputasi Sheila On 7, Padi dan Gigi.

Nah, di tahun 1990-an memang bukan hanya ada Slank di negeri tercinta ini, tetapi grup band yang bermarkas di Jalan Potlot di bilangan kawasan dekat Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan itu patut dipercaya memiliki komunitas penggemar terbesar di negeri ini, dan sebentar lagi usia berdirinya sudah 35 tahun, serta jangan dilupakan harus mencatat agenda konser ultahnya yang disebut-sebut spektakuler karena selaku promotor bertajuk  “Indonesia Now” di Stadion Gelora Bung Karno pada 23 Desember tahun ini, dijanjikan Dani Pete, jangan mau kalah dengan ketika segala grup band legenda hidup asal luaran semacam U2, The Rolling Stones atau apapun nama lainnya saat naik pentas konser di Stadion Wembley, London, Inggris. Wow!

Konferensi pers rencana konser HUT Slank ke-35–foto slank com

“Awalnya kita ingin membuat pergelaran musik yang besar, karena ngiri melihat The Rolling Stones, U2 serta banyak lagi grup band industri pop di Inggris dan Amerika Serikat pergelarannya bisa demikian enaknya ditonton, didengar dan dinikmati. Seperti saya ini kan semula tidak mengenal musik U2, tetapi setelah pertama kalinya nonton konser U2, langsung jadi menyenagi U2. Dan, band yang bisa diangkat dari Indonesia adalah Slank yang komplet, sembari membedah sejarah Slank karena banyak ilmu mereka yang bisa dibagi ke tengah publik. Utamanya, resep kenapa bisa bertahan sampe sekarang, yang bisa dibuat jadi panutan, karena juga bisa mempertahankan imej sebagai band besar meski gonta ganti personel beberapa kali (terakhir ini berformasi Bimbim, Kaka, Ivanka, Abdee dan Ridho),” ungkap panjang lebar Dani.

Ternyata kunci utamanya, ungkap Dani, seperti yang saya teriak-teriakkan di tahun 1998 bahwa sebuah band yang baik itu harus punya manajer yang pake tandatangan kontrak, dan drumer Bimbim sebagai pentolan utama Slank telah melakukan hal itu sejak Slank semula berdiri pada tahun 1983.

Berkisah lanjut mengenang kelahiran Slank pada 26 Desember silam, diingatnya ketika itu pertama kali latihan di rumah kediamannya di Jalan Potlot mereka memainkan lagu “Beat It” punyanya Michael Jakson.

“Memperoleh pesanan manggung juga lebih banyak memainkan lagu-lagunya Bon Jovi juga Van Halen selain pula The Rolling Stones, karena era tren saat itu harus begitu. Hanya kurang dari 40 persen saja nyanyiin lagu-lagu sendiri, padahal bikin lagu sendiri membuat gue ekspresif.”.

Positifnya, menurut Bimo Setiawan (Bimbim) kreativitas berkarya mandiri tanpa henti menjadikan Slank tegar pada saat musisi lain frustasi di era pembajakan hak cipta yang berlangsung hingga sekarang

Kita (Slank) gak terlalu mikirin itu. “Lebih penting terus bikin lagu, mencatat lingkungan, dan sejarah hari ini yang kita bisa dengerin kapan-kapan lagi.”

Meski banyak jalan (berkerikil) menuju roma tapi Slank selalu menantang, bahkan ketika penjualan kaset saat itu tengah hancur-hancurnya bertepatan dengan Slank merilis album pertama, namun kemudian justru berhasil bikin orang-orang jadi nguping lagu dari kaset lagi, dan sekarang di jaman streaming video akan kita coba jalani terus sampai kini Slank telah mengeluarkan singel terbaru, “Indonesia Now”.

“Jadi jangan pernah mau berhenti (meski Slank sudah punya 22 album),” tegas Bimbim. Maka jelang konser ultah Slank di usia 35, masih ingat dong lagu mereka yang bukan hanya “Terlalu Manis”, “I Miss You But I Hate You”, “Balikin”, “Orkes Sakit Hati”, “Kamu Harus Pulang” dan “Ku Tak Bisa”.***(john js)

 

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *