Connect with us

Photo

Habiskan Rp 480 Juta untuk Menyulap Bus Sekolah Jadi Rumah

Published

on

Michael Fuehrer, 25, telah mengubah sebuah bus sekolah tua menjadi rumahnya dan dengannya dia telah menjelajahi Amerika setelah menyelesaikan sekolah pascasarjananya. Dia menikmati menjelajahi dunia di luar buku teksnya yang selama kuliah dilahapnya.

 

SEORANG blogger telah mengubah bus sekolah tua menjadi rumahnya, dan telah mengantarnya menjelajahi dunia di luar buku teksnya.

Michael Fuehrer, 25, dari New Jersey, memutuskan untuk menggunakan bus Thomas Freightliner tahun 2004 selama tahun terakhir di sekolah pascasarjana yang dijalaninya. Dengan bus tua yang telah dimodifikasi itu, dia telah menempuh perjalanan sepanjang 18.000 mil melintasi Amerika Serikat.

Michael berkata: “Di sekolah pascasarjana, saya tinggal di sebuah apartemen dengan satu kamar kecil, mungkin seluas 10 m2 dan menyukai kenyamanan ruang – saya merasa bahwa dengan bus yang saya modifikasi itu, saya memiliki semua yang saya butuhkan dan rasanya nyaman.

Keliling Amerika dengan bus sekolah tua yang telah modifikasi,

 

“Tapi saya ingin menjelajahi dunia luar, bukan hanya buku teks saya saja, menjelajahi dunia. Saya sedang mencari sebuah pengalaman dengan bus ini.”

“Kenyamanan ruang kecil dan keinginan untuk bepergian membuat saya mempertimbangkan untuk tinggal di jalan.”

Dia melanjutkan: “Awalnya, saya melihat ke dalam van, rumah mungil, dan truk kargo sampai saya menemukan bus sekolah tua.”

Santai dulu setelah “mengukur” jalanan di Amerika

“Perjalanan besar pertama saya adalah ke Alaska untuk musim panas – saya mengemudikan bus dengan beberapa teman, yang pindah tinggal dengan saya, melintasi Amerika dan kemudian melalui Kanada sampai ke Alaska.

“Kami menghabiskan delapan minggu menjelajahi negara bagian, lalu saya menuju selatan ke selatan California untuk mengunjungi beberapa teman lainnya.

“Segera setelah itu, saya menuju ke timur ke Florida dan kemudian kembali ke New Jersey di mana keluarga saya berada di musim liburan.”

Michael, yang memiliki gelar Master dalam Antropologi Budaya, itu mengambil sembilan bulan dan menghabiskan sekitar Rp 480 juta untuk memperbaiki bus sekolah lama dan dia sekarang hanya merencanakan dua atau tiga bulan ke depan.

Merdeka. Nongkrong di atas “rumah”

Dia berkata: “Kehidupan di bus adalah segalanya dan tidak ada yang saya harapkan pada saat bersamaan.”

“Sebelum menjalani kehidupan di bus, saya tinggal di jalan melakukan perjalanan sepanjang jalan dengan teman-teman.”
Dia melanjutkan: “Saya tahu apa yang akan terjadi dalam istilah ‘jalan hidup’. Yang berbeda adalah bus.”

“Bus adalah rumah saya bukan hanya kendaraan travel. Ini secara fundamental mengubah sesuatu. “

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *