Connect with us

Global

China Permalukan Para Penunggak Utang dengan Tayangan di Videotron

Published

on

SEMENTARA  buruh di seluruh dunia menghabiskan peringatan hari buruh internasional atau May Day dengan melakukan pawai dan demonstrasi di jalan-jalan untuk hak-hak pekerja, pemerintah China justru menghabiskan liburan hari buruh itu untuk mempermalukan  para warganya yang menunggak utang.

Para pengutang yang nunggak di China, ditayangkan  wajah meraka, dirilis pula data informasi  pribadinya di layar raksasa (Videotron).

The South China Morning Post melaporkan bahwa Pengadilan Distrik Shushan di Provinsi Anhui, telah memutuskan dan memerintahkan pemerintah untuk secara terbuka mengumumkan para debitur yang nunggak di papan reklame dan TV yang berada di area publik. Upaya untuk mempermalukan orang-orang dengan utang yang belum dibayar itu dilakukan pada jam-jam sibuk, selama hari libur nasional untuk mengekspos mereka ke sebanyak mungkin orang.

Upaya mempermalukan itu dilakukan dengan memposting nama, nomor identitas, jumlah utang, dan informasi lainnya untuk masing-masing debitur. Sebuah foto yang disebut “peminjam pecundang” juga disertai informasi pribadi mereka.

Informasi sebanyak 110 orang   telah  ditayangkan di layar iklan yang terletak di lebih dari 300 halte di sekitar kota Hefei. Mereka yang ditayangkan data utang dan privasinya itu, yang menunggak utang  mulai dari beberapa ribu yuan — hanya  beberapa ratus diolar AS — hingga 15 juta yuan, yang nilainya sekitar  $ 2,36 juta.

Sebelumnya The New York Times melaporkan pada  Oktober lalu, bahwa para pejabat Cina telah memerintahkan pemerintah provinsi untuk membuat basisdata online, yang dengan modal itu pemerintah akan mengumumkan nama-nama orang yang belum melunasi utang.

Langkah ini diklaim sebagai  upaya pemerintah untuk memastikan debitur tidak dapat lepas dari pengingat kewajiban mereka. Menurut South China Morning Post, pemerintah setempat mulai menerbitkan nama-nama debitur di surat kabar dan di stasiun kereta api, sebagai upaya untuk membuat mereka membayar.

Mahkamah Agung Rakyat China telah mengumpulkan daftar hampir 10 juta orang yang sekarang telah masuk daftar hitam dari perjalanan sampai mereka melunasi hutang mereka.

Beberapa daerah sudah mulai bekerja dengan perusahaan telekomunikasi untuk membuat rekaman yang diputar ketika seseorang mencoba untuk memanggil debitur. Pesan-pesan otomatis mendorong pemanggil untuk mendorong kenalan mereka untuk membayar kembali apa yang mereka utang.

Sementara  Cina  mencoba untuk mempermalukan warga negaranya sendiri, pemerintah justru  mengumpulkan cukup banyak utang itu sendiri.

Pertumbuhan utang pemerintah daerah provinsi China hampir dua kali lipat pada tahun 2017, demikian menurut laporan Economic Times. Karuan saja,  para ahli ekonomi  memperingatkan bahwa upaya negara untuk menumbuhkan perekonomiannya di tingkat yang tidak diketahui, kemungkinan akan menghasilkan gelembung utang besar.***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *