Kabar
Cendekiawan Sawit Indonesia dan Maksi Somasi Buletin WHO
CENDIKIAWAN Sawit Indonesia bersama Dewan Minyak Sawit Indonesia (MAKSI) melayangkan somasi kepada Bulettin of the World Health Organizrevie (WHO) terkait dengan terbinya artikel bertajuk The Palm Oil Industry and Noncommunicable Disesae.
Semenjak tulisan yang terbit pada 8 Januari 2019, Maksi telah melakukan pengkajian mendalam. MAKSI berpendapat bahwa artikel yang dipublikasikan pada Bulettin WHO itu bukan studi yang dilakukan oleh WHO sebagai lembaga, dan bukan merupakan kebijakan atau sikap resmi dari badan yang ada di bawah PBB tersebut. Apalagi, selaku penerbit buletin tersebut, WHO juga menyatakan tidak bertanggung jawab atas isi yang ada di setiap paper yang diterbitkan.
Menyikapi hal itu, atas nama Cendekiawan Sawit Indonesia, Darmono Taniwiryono, pada 26 Januari telah mengeluarkan surat terbuka, yang menolak penyetaraan industri kelapa sawit dengan industri tembakau dan alkohol. Alasannya, tulisan dalam paper tersebut tidak menggunakan data yang berimbang antara dampak positif dan dampak negatif akibat konsumsi minyak sawit.
Untuk itu pihak MAKSI juga akan meminta Dewan Redaksi Penerbitan untuk mencabut tulisan tersebut, yang saat ini masih dalam edisi online tersebut. MAKSI juga mendorong seluruh stakeholder sawit untuk turut menyukseskan industri kelapa sawit yang berkelanjutan.
MAKSI juga mengajak peneliti sawit Indonesia agar lebih banyak menulis pada jurnal-jurnal internasional untuk mengemukakan fakta-fakta sawit sesungguhnya. Kepada kalangan media di Indonesia, diajak untuk lebih mengedepankan objektivitas dalam memberitakan informasi pada khalayak, terutama terkait isu kelapa sawit, jangan sekadar mempertimbangkan efek viral saja yang dapat mengganggu kesejahteraan masyarakat.***
Laporan: Alifien