Connect with us

Feature

Cara Cik Me Me Membagi Cinta

Published

on

Konter Lunpia Delight, Jl Gajahmada 107, Semarang. Foto: Roso Daras

Lunpia di Tengah Prahara Cinta (3-Selesai)

SIDANG pembaca jayakartanews.com yang budiman… Apa mau dikata, obrolan panjang dengan sopir taksi bernama Suradi (60) itu memang tak kan habis ditulis dalam ruang yang begini sempit. Haruskah dijadikan sebuah novel? Musykil… mengingat untuk menjadi sebuah tulisan komprehensif, harus ada cek dan ricek.

Karena itu pula, tidak semua penuturan Suradi bisa dituang di sini. Meski begitu, bukankah harus terjelaskan, apa maksud anak judul “Lunpia di Tengah Prahara Cinta” itu? Berhubung cerita Suradi tidak bisa terkonfirmasi, apa boleh buat, dalam beberapa hal, kisah ini harus disederhanakan. Bahkan, sangat diminalkan.

Intinya begini. Sukses Cik Me Me, bos Lunpia Delight (Delig, kalau kata Suradi), tak lepas dari doa dan simpati banyak orang. Betapa tidak, Ci Me Me yang sukses di bisnis lunpia, ternyata gagal dalam urusan cinta. Rumah tangga yang dibinanya dengan seorang pria, sebut saja bernama Mo Mo, berakhir setelah terhempas prahara.

Tiga “moge” Suzuki, sebagai hadiah bagi pelanggan Lunpia Delight yang beruntung. Foto: Roso Daras

Padahal, saat itu, Ci Me Me dan Mo Mo sudah sempat membuka outlet lunpia. Cukup laris. Apa daya, si Mo Mo –kata Suradi—berkhianat, mereka pun pisah. Celakanya, Cik Me Me yang harus meninggalkan rumah, sekaligus meninggalkan bisnis lunpia yang sudah dirintisnya, dengan mengembangkan resep warisan leluhurnya. Saat Cik Me Me terpuruk, Mo Mo melenggang dengan bisnis lunpianya.

Beruntung, sang ayah, sang maestro chef Tan Yok Tjay, pewaris generasi kedua, masih bersemangat memotivasi anaknya agar “back to lunpia”. Lekas Cik Me Me move on, dan masuk dapur meracik lunpia dan melahirkan beberapa menu lunpia sebagai kreasi baru. Brand Lunpia Delight pun dikibarkan. Pelan tapi pasti, Lunpia Delight yang berlokasi kurang dari 500 meter dari toko lunpia mantan suaminya, langsung berkibar.

Jika Anda amati ke Jl Gajahmada Semarang sana, Anda bisa bandingkan…. betapa pusat oleh-oleh Lunpia milik Mo Mo sepi, sedangkan pusat oleh-oleh Lunpia Delight selalu ramai. Berkat sukses itu, Cik Me Me pun membagi cintanya dengan para pelanggan, bahkan membagi cintanya ke para sopir taksi.

Untuk para sopir taksi yang membawa tamu ke Lunpia Deligh, akan diberi kupon undian berhadiah jam tangan bermerek. Sedangkan, untuk pelanggan yang datang, juga diberi kupon undian berhadiah 3 (tiga) motor gede (moge) Suzuki GSX-R. Pantaslah kalau Cik Me Me sukses. Banyak cinta yang ditebar, dan kini ia menuai cinta dari pelanggan, bahkan sopir taksi. Meski bukan cinta Mo Mo. ***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *