Connect with us

Traveling

Burung Kokoan di Desa Petulu – Ubud

Published

on

BALI bukan hanya wisata pantai yang menawan, tapi ada satu tempat unik dimana bersarang banyak burung Kokoan. Memasuki desa Petulu kecamatan Ubud, Gianyar akan terlihat sebuah plang di atas jalan bertuliskan “Anda tiba di objek wisata kokokan”.

Di desa ini menjadi satu-satunya habitat tetap burung bangau atau disebut juga kokoan. Mereka membangun koloni dengan damai, mulai dari bersarang di pohon-pohon sepanjang desa kemudian bertelur, menetas sampai akhirnya mereka tumbuh menjadi dewasa.

Jumlahnya sekarangnya ratusan, bahkan sampai ribuan, setiap harinya terlihat akktifitas burung tersebut keluar masuk desa, lalu pada sore harinya mereka berkumpul kembali ke desa Petulu. Walaupun desa-desa di sekitarnya memungkinkan untuk mereka bermigrasi, mereka tetap bertahan di desa ini, pada siang harinya mereka biasa ke luar-masuk desa, namun pada saat sore harinya mereka semua berkumpul lagi di sini.

Oleh sebab itu sore hari jadi waktu yang tepat untuk melihat  kokoan kembali ke sarangnya. Karena keberhasilan desa setempat melestarikan habitat kawanan bangau ini, maka pemerintah menganugrahkan penghargaan piala Kalpataru.

Desa Petulu terletak di sebelah Utara Ubud. Kalau ingin menyaksikan populasi kokoan ini yaitu pada saat bulan Oktober – Maret. Awal perkembangan burung kokokan di desa ini, di tahun 1965, menurut penuturan penduduk setempat, mereka yang bersarang hanya ada sekitar 5 ekor saja, setelah berjalan beberapa bulan, populasi mereka bertambah banyak.

Warga tertarik untuk memelihara bahkan berniat untuk memotongnya dan diambil dagingnya untuk dikonsumsi. Namun setiap orang yang menangkapnya mereka akan datang kembali untuk mengembalikannya, karena menurut mereka tidak kuat didatangai makhluk menyeramkan baik dalam mimpi maupun kenyataan, ini terjadi hampir pada 50 orang yang pernah mencoba untuk melakukannya.

Setelah dicari tahu dalam pendekatan spiritual, maka diketahuilah bahwa kokoan ini sebagai pengawal (rencang) Ida Bhatara di Pura setempat. Burung-burung ini adalah penjaga desa dari gangguan hama persawahan mereka baik secara skala maupun niskala. ***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *