Connect with us

Profil

Budi Wiweko, Angkat Derajat UI

Published

on

Prof. Dr. Budi Wiweko, SpOG(K), MPH, kandidat Rektor UI. (foto: ist)

JAYAKARTA NEWS – Universitas Indonesia, sebagai salah satu universitas paling prestisius di negara ini. Sayangnya, di level internasional, UI belum menjadi perguruan prestisius. Kementerian Ristek Dikti bahkan menantang UI untuk bisa menembus peringkat 200 perguruan tinggi terbaik dunia.

Menjawab tantangan tersebut, Prof. Dr. Budi Wiweko, SpOG(K), MPH, menjawab tuntas dengan tekad membawa UI ke peringkat 80 besar dunia. Itulah canangan program besar Budi Wiweko yang Ketua Bidang Hubungan Internasional dan Kerja Sama MEA Ikatan Dokter Indonesia (IDI), jika terpilih menjadi Rektor Universitas Indonesia.

“Tugas mulia Universitas Indonesia adalah membangun ideologi dan teknologi melalui pendidikan. Untuk itu Universitas Indonesia harus dibangun menjadk sense response and lean organize untuk menjawab tantangan pembangunan sains dan teknologi di era revolusi industri 4.0,” ujarnya di acara Seminar Seminar Nasional MEA, di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (24/4/2019).

Budi  juga sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran Indonesia (FKUI) dan sebagai profesor termuda.  Hari bersejarah itu terjadi pada  hari Sabtu, 8 September 2018 Pada hari tersebut, perguruan tinggi negeri terbaik se-Indonesia ini mengangkat salah satu Guru Besar Tetap (Profesor) termuda di bidang kedokteran. Adalah Prof. DR. Dr. Budi Wiweko, SpOG (K), MPH, yang dinobatkan sebagai Guru Besar Tetap Universitas Indonesia bidang Kedokteran pada usia yang relatif muda, yakni 46 tahun 10 bulan.

Hasil gambar untuk budi wiweko
Budi Wiweko

Budi Wiweko merupakan staf pengajar Departemen Obstetri Ginekologi (Obgin) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Dr. Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), saat ini aktif menjabat sebagai Wakil Direktur Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI-FKUI), sebuah institut riset dan inovasi di bawah naungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, yang kelahirannya dibidani juga oleh Prof. Iko, begitu biasa beliau disapa. Prof. Iko menghabiskan hari-harinya memecahkan berbagai masalah di bidang kedokteran reproduksi di departemen OBGIN FKUI-RSCM.

Ia bergabung menjadi staf Divisi Imunoendokrinologi Reproduksi, d ivisi yang mendalami cabang Ilmu Fertilitas Endokrinologi Reproduksi sejak tahun 2005.

Perjalanan karier Prof. Iko terbilang lengkap, yaitu sebagai dokter klinisi, pendidik, serta peneliti. Ketika lulus dokter umum pada tahun 1996, ia menjalani PTT sebagai kepala Puskesmas Taba Jemekeh Lubuk Linggau Sumatera Selatan selama 3 tahun, lalu melanjutkan pendidikan spesialis obstetri dan ginekologi pada tahun 2001 hingga 2005 di FKUI.

Ketertarikannya pada dunia teknologi reproduksi berbantu, membawanya melanjutkan pendidikan sebagai research fellow di Hyogo College of Medicine Jepang pada tahun 2006 – 2007. Gelar subspesialis di bidang fertilitas endokrinologi reproduksi diraihnya pada tahun 2009 dari FKUI, dan meraih gelar Doktor pada tahun 2014 di FKUI. Ketertarikannya terhadap pengembangan manajemen pelayanan kesehatan di Indonesia mengantarkan kepada gelar Magister Manajemen Rumah Sakit dari Universitas Gajah Mada yang diraihnya pada tahun 2017.

Prof. Iko telah dikenal karena konsistensinya dalam memberi perhatian pada pembangunan dan peningkatan kualitas hidup manusia melalui pembangunan layanan kesehatan reproduksi yang berkualitas di Indonesia.

Kiprahnya secara nasional sangatlah strategis dengan jabatannya saat ini sebagai Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (PP POGI), organisasi dokter Spesialis yang mendalami bidang reproduksi dan sebagai Presiden Perhimpunan Fertilisasi in Vitro Indonesia (PERFITRI), organisasi yang menghimpun pakar Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB) di Indonesia.

Hasil gambar untuk Universitas Indonesia

Di bidang penelitian, selama ini Prof. Iko melakukan berbagai penelitian yang mengintegrasikan bidang klinik serta biomedik, dengan secara aktif melibatkan berbagai disiplin ilmu: misalnya biomolekuler, biokimia, fisiologi, biologi, statistik, endokrinologi, dan berbagai cabang ilmu lainnya, termasuk kolaborasi trans disiplin dengan melibatkan Fakultas di luar kedokteran, misalnya Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas MIPA, Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Hukum dan FISIP. Prof Iko juga terlibat banyak dalam menjalin kerjasama proyek penelitian yang bersifat internasional, misalnya bersama National University of Singapore, Australia Indonesia Center (3 Universitas dan 1 Institut Riset di Australia: Melbourne University, Monash University, Sydney University, Burnett Institute dan 5 Universitas di Indonesia: UI, UGM, Unair, Unhas, IPB) University of Saint Marianna Tokyo, Taipei Medical University dan National Taiwan University.

Berbagai penelitian yang dilakukannya telah diterbitkan pada berbagai jurnal ilmiah baik dalam negeri maupun Internasional. Perannya di dunia Internasional diakui, dengan diangkatnya ia sebagai President Asia Pacific Initiative on Reproduction (ASPIRE), sebuah organisasi internasional yang merupakan perhimpunan lintas profesi dalam bidang teknologi reproduksi berbantu, di samping aktifitasnya yang padat sebagai pembicara internasional berbagai simposium nasional dan internasional pada bidang tersebut.

Melalui The Indonesian Reproductive Medicine Research and Training Center (INA- REPROMED, sebuah klaster penelitian di bawah FKUI serta Klinik Yasmin RSCM, ia menjalankan “pelayanan klinik berbasis riset”, serta “riset berbasis pelayanan”. Melalui konsep inilah berbagai kemajuan di bidang infertilitas dan teknologi reproduksi berbantu di Indonesia dapat diraih, dan dirasakan langsung manfaatnya oleh banyak pasien yang mendambakan keturunan.

Perjalanan panjang sebagai klinisi, pendidik, peneliti serta organisatoris mengantarkan jenjang Guru Besar kepada Prof. Iko. Berbagai penelitian yang telah dilakukannya, memiliki peran besar dalam perkembangan ilmu kedokteran ke depan, khususnya di bidang reproduksi. Sebut saja Indonesian Kalkulator Oocyte (IKO), sebuah aplikasi atau platform yang dapat dioperasikan melalui aplikasi berbasis android atau IOS.

Platform ini sangat menunjang pelayanan bidang fertilitas, karena dapat mengetahui umur biologis seorang perempuan, dosis obat yang dibutuhkan dan hasil luaran fertilisasi in vitro pada pasangan yang mengalami gangguan kesuburan. Aplikasi ini dikembangkan dari penelitian panjang Prof. Iko terhadap cadangan dan fungsi ovarium pada total 1616 perempuan Indonesia.

Prof. Iko juga terlibat dalam berbagai proyek besar penelitian kedokteran reproduksi, misalnya pengembangan layanan preservasi ovarium yang akan sangat bermanfaat bagi pasien-pasien penderita kanker untuk mendapatkan keturunan.

Upaya simpan beku ovarium dilakukan sebelum pasien menjalani pengobatan kemoterapi yang dapat merusak sel telur. Berbagai penelitian yang dikerjakan di atas, juga akan menjadi dasar yang akan mengantarkan Indonesia sejajar dengan negara maju di bidang kedokteran reproduksi. Penelitiannya mengenai hal ini dilaporkan lewat disertasi doktoralnya, dan telah dipublikasikan di jurnal internasional.

Konsistensinya sebagai pendidik telah diakui secara nasional, dengan dinobatkannya Prof. Iko merupakan pemenang pertama Dosen Berprestasi Nasional pada tahun 2015. Ketertarikannya di bidang inovasi pengembangan kualitas perguruan tinggi juga menyebabkan Prof. Iko terlibat pada berbagai kegiatan lintas keilmuan antar universitas di dalam maupun luar negeri.

Kini, pria yang gemar berdiskusi ini kini sedang memfokuskan diri untuk memberikan kontribusi terhadap bangsa melalui kiprahnya sebagai insan pendidik, membangun bangsa lewat kedokteran reproduksi dan perguruan tinggi, di era yang penuh tantangan, yakni era disrupsi. (dohan)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *