Connect with us

Feature

Bolo Bahagia tidak Didiskriminasi Lagi, Siap Raih Medali Emas

Published

on

Bolo Triyono, atlet menembak Asian Para Games 2018–foto INAPGOC

Atlet cabang olahraga (cabor) para menembak, Bolo Triyanto (35), akan ikut beraksi pada perhelatan Asian Para Games 2018. Pertandingan para menembak akan dimulai Minggu (7/10) mendatang. Ia beserta tim menyatakan telah siap bertanding.

Saat ini Bolo dan tim Indonesia tengah melakukan latihan dan adaptasi di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta Pusat. Adaptasi lapangan dilakukan dikarenakan metode yang berbeda jauh dari yang telah dilatih ketika pemusatan latihan nasional (pelatnas) di Solo delapan bulan terakhir.

“Waktu di Solo, perhitungannya masih manual, sedangkan di sini (Jakarta) perhitungannya sudah memakai komputer dengan tingkat akurasi tinggi,” jelas Bolo.

Dirinya mengaku jika ia baru mengenal olahraga menembak khusus disabilitas pada 2015, ketika cabor tersebut diadakan perdana di ASEAN Para Games Singapura 2015 silam.

“Saya pensiun dari dunia atletik dan hanya menjadi pelatih, tapi ketika ada cabor baru, saya tertarik menekuninya,” ungkapnya.

Meski harus meninggalkan pekerjaannya sebagai pelatih atletik tingkat Jawa Tengah, ia merasa rela karena baginya ini kesempatan baru untuk terus berprestasi.

Ia juga menuturkan bahwa seluruh atlet melaksanakan latihan dari pagi hingga petang setiap harinya. Ungkapnya, karena atlet yang direkrut biasanya dikukuhkan secara dadakan, pelatih memang tak main-main memaksimalkan kemampuan atlet dalam waktu singkat.

Gelaran olahraga disabilitas tingkat ASEAN tahun 2015 di Singapura menjadi momen debutnya berkiprah di para menembak. Meski begitu, Bolo langsung menorehkan prestasi yang gemilang dengan menyumbang satu medali perak dan satu perunggu.

“Saya hanya kalah 0,2 poin dari peraih medali emas,” tukas Bolo.

Pria yang lahir di Sragen ini mengaku bahwa lawan terberat ialah Jepang, Korea, Tiongkok, dan Thailand.

“Tapi saat ini saya positif kemampuan kita sudah setara dengan mereka,” tambahnya sambil mengangguk tanda penuh keyakinan.

Menurut Bolo, target medali yang ingin dicapai oleh pengurus pusat belum bisa dipastikan, hanya saja ia menargetkan setidaknya mendapatkan perunggu. “Siapa yang tak mau menargetkan diri untuk mendapat emas? Namun saya mencoba realistis sesuai kemampuan, minimal perunggu bisa kita raih,” tanggapnya tegas.

Dukungan moral maupun material terus berdatangan dari berbagai sisi. Menurut Bolo, motivasi besar didapat dari anak-anak kandungnya. “Anak-anak saya, mereka segalanya,” ucapnya.

Selain anak dan keluarga, ia juga mengapresiasi pemerintah dan INAPGOC atas upaya maksimal yang telah dikerahkan. Ia mewakili atlet disabilitas merasa terbantu mulai dari fasilitas, akomodasi, hingga bonus yang dijanjikan yang kini sama rata dengan atlet Asian Games satu bulan lalu.

“Saya sudah tidak merasa didiskriminasi lagi, tak seperti beberapa tahun silam,” ujar Bolo.

Pertandingan yang tinggal menghitung hari membuat Bolo berharap masyarakat terus mendoakan tim Indonesia, khususnya atlet para menembak agar bisa beraksi semaksimal mungkin dan menorehkan prestasi.

“Semoga di Asian Para Games kali ini Indonesia bisa mencapai target yang ditetapkan pemerintah pusat, yakni masuk delapan besar,” pungkasnya.***/ebn

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *