Connect with us

Ekonomi & Bisnis

Bandara NYIA akan Dongkrak Logistik DIY-Jateng

Published

on

KEBERADAAN Bandara Kulonprogo diyakini akan mampu menopang arus logistik di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah Jawa Tengah. Keyakinan itu disampaikan
Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Yukki Nugrahawan Hanafi menanggapi pelaksanaan pembangunan Bandara Kulonprogo, Yogyakarta.

Menurutnya, pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA), tersebut bukan semata merupakan upaya perbaikan infrastruktur, namun juga menyangkut permasalahan trafik barang di DIY dan Jawa Tengah.

Dalam kargo udara, DI Yogyakarta sendiri termasuk 15 besar, khususnya untuk kategori pengiriman dalam negeri. Berdasarkan pertumbuhan angkutan barang domestik lewat fasilitas angkutan udara, terdapat kenaikan 12% untuk periode tahun 2015 hingga 2016. Angka pertumbuhan tersebut tergolong sangat tinggi, dan Yogyakarta termasuk daerah yang menikmati pertumbuhan tinggi tersebut.

Rampungnya pembangunan Bandara Kulonprogo, nantinya akan meningkatjan penerbangan domestik dan internasional, terutama dengan masuknya pesawat-pesawat berbadan besar. Hal itu pasti akan berdampak langsung pada peningkatan pengiriman kargo udara secara langsung. Pengiriman barang via udata selama ini yang menjadi favorit adalah Bandara Soekarnp-Hatta, disusul kemudian Bandara Juanda Surabaya. Dengan meningkatnya kapasitas lalu lintas udara dan penerbangannya, maka tren kenaikan juga akan dinikmati Yogyakarta.

Keberadaan Bandara Kulonprogo juga akan menopang marketing dan akses ke Candi Borobudur.Menurut Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kemenko Bidang Kemaritiman, Ridwan Djamaluddin, progres pembangunan Bandara Kulonprogra berjalan dengan baik. Sejauh ini, bangunan penunjang yang dibutuhkan sudah hampir selesai. “Sekarang proses-proses administrasi sudah hampir selesai,” kata Ridwan dalam sebuah siaran pers yang dirilis akhir pakan lalu.

Diakui, proses pembangunan Bandara bukan tidak ada kendala. Salah satu masalahnya adalah pembebasan lahan, konstruksi dan lain-lain. Namun menurut Ridwan, hal itu bukanlah masalah yang besar. Sejauh ini masalah-masalah kecil yang ada, akan dan dapat diselesaikan dalam waktu tidak terlalu lama.

Sementara itu Pemkab Kulonprogo melalui Penjabat Bupati Kulonprogo, Budi Antono mengungkapkan, pihaknya masih menunggu jawaban resmi PT Angkasa Pura I, berkaitan dengan permohonan pemunduran jadwal pengosongan lahan untuk pembangunan Bandara baru tersebut. Apabila tidak memungkinkan, maka pihaknya akan mengajukan opsi alternatif, yakni berupaya penyediaan hunian sementara. Pihaknya tetap berharap, deadline pengosongan lahan dapat dimundurkan menjadi tanggal 31 Juli 2017. Pemkab membutuhkan tambahan waktu untuk menyelesaikan pembangunan rumah para warga yang terdampak di area lokasi.

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *