Connect with us

Feature

Balada Bemo (2) :
“Jangan Bilang Sekarat Dong…”

Published

on

PARA  sopir  yang  sudah “lumutan” bawa bemo, tidak mau mengatakan Bemo mereka adalah kendaraan yang hampir sekarat di era taxi-online. “Bemo boleh tua, tapi masih jago di Betawi Modern ini, jangan bilang sekarat dong,” celetuk Mislan yang sudah puluhan tahun jadi sopir bemo.

Bukan hanya Mislan, ada Basteri, ada Suherman, ada Sukur, yang sempat berbincang dengan JayakartaNews.com di Olimo, Jakarta Barat tempat mangkal Bemo trayek Olimo-Pintu Air. Mereka rata-rata sudah sejak tahun 70-an menjadi sopir bemo dan tentu usia mereka rata-rata 60-an, bahkan lebih. “Biar udah tua, tapi kita masih kuat narik sampe tujuh rit tiap hari, dari tarif 50 perak sampai sekarang sudah 3.000 perak, ” ujar Basteri.

Dahulu itu…

Dari dulu hingga kini, ada yang membanggakan dari para sopir Bemo. Tetep semangat… Para sopir bemo ini, sangat bersyukur dengan kendaraan reot dan tuanya itu, mereka tetap bisa membiayai kebutuhan hidup sehari-hari. “Rata-rata mah memang dapetnya bisa 50 rebu, tapi itu udah alhamdulilah bu, bisa ngidupin keluarga. Anak-anak  juga bisa sekolah,” cerita mereka bergantian dengan semangat.

Bertarung dengan kendaraan umum lainnya, bahkan kendaraan on-line, “petarung tua” ini tidak pernah lelah menanti dan membawa penumpang dari pk 09.00 hingga pk 22.00 WIB. “Kita mah masih kuat. Bisa dibilang bemo ini peninggalan lama yang idup di Betawi modern dan masih bisa kasih kita rezeki,” celetuk Mislan yang disetujui teman-temannya dengan semangat. ***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *