Kesehatan
AS Minta Iklan Obat Cantumkan Harga, Kapan di Indonesia?
ADA hal menarik dalam perkembangan industri farmasi di Amerika Serikat, setelah muncul seruan dari Presiden Donald Trump yang meminta iklan-iklan produk obat-obatan mencatumkan secara jelas berapa harga jual untuk konsumen.
Johnson & Johnson (J&J), menajdi perusahaan pertama yang merespon positif himbauan Trump tentang pentingnya transparansi dalam industri ini.
Dalam sebuah pernyataan di Chicago sebagaimana dikutip Reuters, J&J menegaskan bahwa mulai bulan Maret 2019, pihaknya akan mulai menambahkan harga obat-obatannya dalam materi iklannya di televisi. Trump menilai bahwa sangat penting adanya transparansi harga obat yang diiklankan di televisi secara langsung dapat diketahui para pemirsa televisi.
J&J, konglomerat dalam layanan kesehatan itu mengungkapkan, langkah yang ditempuh perusahaan itu akan mencakup daftar harga suatu produk —harga sebelum diskon untuk perusahaan asuransi atau manajer manfaat farmasi— serta potensi biaya yang akan dibayar pasien.
Keputusan J&J itu diumumkan dalam pernyataan resmi di situs web J&J. Keputusan J&J itu dipuji oleh Menteri Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan AS Alex Azar.
Pada bulan Mei lalu, kantor Azar merilis cetak biru untuk mengurangi biaya harga obat, yang termasuk proposal untuk meminta pengungkapan harga daftar di iklan TV untuk obat-obatan.
“Kami memuji Johnson & Johnson, karena mengakui nilai memberi tahu konsumen tentang harga daftar dan melakukannya secara sukarela. Kami meminta produsen lain untuk mengikuti langkah mereka, ” kata Azar dalam sebuah pernyataan tertulis.
Trump telah memilih isu penurunan biaya obat resep untuk konsumen A.S. pada kampanye presiden 2016 dan menekankannya lagi saat dia menyampaikan pidatonya pekan ini.
Iklan produk pengencer darah Xarelto, salah satu obat produksi J&J –dimana obat ini paling banyak diresepkan— akan menjadi produk pertama yang memasukkan informasi harga jualnya. Untuk menjalani treatment selama sebulan dengan Xarelto, konsumen perlu dana sekitar $ 450 hingga $ 540.
Langkah positif di Amerika ini, pantas dicontoh Indonesia. Dengan transparansi harga tersebut, maka akan memberi kepastian kepada konsumen kesehatan. ***