Connect with us

Feature

Apa Artinya Buta Bagi Stevie Wonder

Published

on

Stevie Wonder

JAYAKARTA – Stevland Hardway Judkins (lahir 13 Mei 1950) atau Stevie Wonder, nama yang dikenal dunia, meraih penghargaan 25 Grammy sudah buta sejak lahir. Namun jarang orang tahu kenapa dia buta dan perjuangan bocah miskin ini mencapai popularitas dunia sebagai seorang musikus jenius — dijuluki Wonder.

Stevie lahir prematur, enam minggu lebih cepat dari seharusnya, dengan kelainan ‘retinopathy of prematurity’ (ROP) yang disebabkan aliran darah tidak normal di retina matanya. Ditambah, dia mengalami kelebihan pasokan O2 ketika dirawat di inkubator — akibatnya Stevie kecil buta.

Pelantun lagu populer dunia, “My Cherie Amour”, “Superstition”, dan lainnya menjadi pemusik cilik Mowton dengan karir puluhan tahun sampai akhir tahun 2019 ini masuk kedalam ‘R&B Hall of Fame’. Pria kelahiran Michigan dikagumi dan dicintai oleh publik Amerika karena bakat musik dan bernyayinya serta kepribadiannya.

Sejak kecil, Stevie tidak pernah berpikir kebutaannya akan menghambat dirinya. Saat berusia lima tahun, dia berkata kepada ibunya,”Jangan mengkuatirkanku karena buta, sebab aku bahagia.” Ketika ditanya oleh Oprah Winfrey tentang kalimat ini, Wonder mengiyakan dan menambahkan, “Saya prihatin karena ibu selalu menangis. Dia berpikir mungkin Tuhan telah menghukumnya karena perbuatannya. Dia hidup pada masa-masa sangat sukar bagi seorang perempuan di dalam situasinya.”

Namun kebutaan bukanlah satu-satunya tantangan hidup keluarga itu. Mereka hidup dalam kemiskinan dan seringkali tidur dengan perut lapar. Ibu Stevie Wonder dalam biografinya, yang diterbitkan 2002, dengan judul; “Blind Faith: The miraculous Journey of Lula Hardaway, Stevie Wonder’s Mother. Diceritakan ayah Stevie adalah seorang pemabuk yang suka menyiksa ibunya serta memaksanya jadi pelacur (untuk memperoleh uang).

Belakangan, Hardway, ibu Stevie, berhasil memboyong keluarganya ke kota Detroit. Di kota inilah, si kecil Stevie Wonder belajar berbagai alat musik, termasuk piano, harmonica, dan drum. Saat itu, dia baru berusia 10 tahun saja. Talenta musik yang luar biasa Stevie akhirnya menarik perhatian Ronnie White dari band Miracle. Dialah yang mengajak Stevie melakukan audisi dihadapan pendiri Motown Record, Berry Gordy Jr

Di studio inilah Stevie merangkak naik sampai jadi bintang dan dikenal dunia dengan lagu-lagu seperti “Superstition”. “Higher Ground”,”I Just Called to Say I Love You”, dan “My Cherie Amour”.

Ketika ditanya, oleh The New York Times tahun 1975 lalu,  apakah kebutaanya memberi pengaruh terhadap musiknya. “Hal itu mempengaruhi sebagian dan saya mampu menggunakan imajinasi saya untuk pergi ke berbagai tempat, menulis kata-kata mengenai berbagai hal, saya mendengar orang membahas banyak hal. Dalam musik dan sekaligus buta, saya mampu mengasosiasikan apa yang dikatakan orang dengan apa yang ada didalam diri saya.”

Kebutaan bukanlah satu-satunya masalah kesehatan yang harus dihadapi Stevie Wonder. Tahun 1973, dia pernah mengalami kecelakaan berat, mobil sedan, yang ditumpanginya, bertabrakan dengan truk. Stevie mengalami cedera kepala dan sempat koma selama empat hari.

Belum lama ini, tahun 2019, isu soal kesehatan penyanyi bersuara khas ini kembali merebak. Temannya, Joan Belgrave mengatakan kepada Detroit Free Press, “Dia dalam kondisi sangat bersemangat. Anda tidak akan pernah tahu apa yang terjadi padanya. Itulah yang dikehendakinya, dan dia ingin tetap seperti itu.” Bulan Juli 2019 ini, Stevie Wonder mengungkapkan dia akan menjalani operasi transplantasi ginjal medio akhir tahun ini.

Meski menghadapi masalah kesehatan, Stevie Wonder tetap fokus pada musik dan memasukkan isu keadilan sosial dalam karya-karyanya. Dia juga ikut berkampanye agar hari kelahiran Martin Luther King Jr jadi hari libur nasional Amerika dan bahkan sempat mengubah lagu untuknya berjudul “Happy Birthday” pada tahun 1981 lalu. Dia juga ikut bersama belasan pemusik top dunia dalam single “We are the World”, yang berupaya memerangi kelaparan di Afrika pertengahan 1980-an. Stevie Wonder mendedikasikan penghargaan Oscar, yang diterimanya tahun 1985, untuk pejuang anti-apartheid Nelson Mandela.

Stevie selalu menegaskan tidak merasa terhalang oleh kecacatannya. Kepada The Guardian, tahun 2012 lalu, dia mengatakan, “Saya adalah saya apa adanya. Saya mengasihi diri saya. Dan saya tidak bermaksud itu sebuah (sikap) egois. Saya mencintai apa yang diijinkan Tuhan terjadi pada diri saya dan melakukan sesuatu dari (kondisi) itu.”

Sumber informasi: biography.com

Oleh: Leo Patty

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *