Connect with us

Feature

Proyek 1,2 Juta Dolar

Published

on

HARVEY Milkman, dosen psikologi yang mengajar di Universitas Reykjavik menjelaskan orang bisa jatuh ketagihan macam-macam hal, obat-obatan, narkotika, minuman alkohol, mobil, seks, dan lainnya. Dia mengembangkan pemikiran psikologis bahwa orang jadi ketagihan karena ingin mengubah komposisi kimia otak. Anak-anak, yang ketagihan, akan berubah perilakunya, menembus hambatan-hambatan kesopanan dan moralitas, mereka akan mulai mencuri kecil-kecilan dan akhirnya mencuri mobil untuk memuaskan rasa ketagihannya.

Pemikiran ini kemudian memicu ide lain; “Kenapa tidak merancang gerakan sosial yang memuaskan secara psikologis, dimana orang-orang memperoleh kepuasan berdasarkan komposisi kimia otak mereka. Karena tampaknya bagi saya orang-orang ingin mengubah kesadarannya — tanpa memerlukan efek obat-obatan?” tukas Milkman.

Harvey Milkman

Pada tahun 1992, Milkman dan timnya di Denver,  Amerika, memperoleh dana 1,2 juta dolar dari pemerintah untuk mengembangkan Proyek Penemuan Diri. Proyek ini menawarkan remaja untuk memperoleh kepuasan natural sebagai ganti dari obat-obatan dan kejahatan. Mereka memperoleh nama anak-anak yang punya masalah obat-obatan dan pencurian kecil-kecilan, dari para guru dan konselor. Anak-anak, yang berusia 14 tahun, merasa diri mereka tidak membutuhkan perawatan apa pun.

“Kami tidak mengatakan kepada mereka, kalian datang ke sini untuk memperoleh perawatan. Kami katakan, kami akan mengajarkan kalian apa saja yang kalian kehendai; musik, tari, hip hop, seni, beladiri, dan lainnya. Ide kelas-kelas berbeda ini bisa memberi variasi perubahan pada komposisi kimiawi otak mereka dan member apa yang mereka butuhkan untuk menghadapi kehidupan lebih baik lagi. Sebagian akan mengalami bahwa kegiatan ini akan mengurangi rasa cemas. Pada saat yang sama, mereka memperoleh pelatihan untuk menghadapi kehidupan (life-skill), yang juga berfokus untuk memperbaiki pemikiran mereka tentang diri mereka sendiri dan masa depan mereka, serta cara mereka menghadapi orang lain.”

“Prinsipnya, pendidikan atau sosialisasi mengenai bahaya penyalahgunaan obat-obatan (narkoba) gagal, karena tidak ada yang menyimak sosialisasi seperti ini. Apa yang dibutuhkan adalah ketrampilan menghadapi kehidupan (life skill) untuk bertindak atas informasi itu (bahaya obat-obatan terlarang),” tukas Milkman. Anak-anak, yang ikut proyek, diberi tahu mereka akan berpartisipasi selama tiga bulan,  namun banyak yang tetap ada dalam program selama lima tahun. ***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *