Connect with us

Otomotif

Pabrikan Mobil Hadapi Realitas Baru: Buat Mobil Listrik Atau Ditinggalkan

Published

on

PABRIKAN mobil di seluruh dunia dipaksa menghadapi realitas baru teknologi, berupa membuat dan memasarkan mobil listrik atau tergilas oleh tren baru ini. Dari Eropa para bos mobil juga dipaksa menghadapi akibat dari produksi masal, ratusan ribu akan kehilangan pekerjaan karena mobil listrik tidak serumit mobil biasa dan hanya membutuhkan pekerja jauh lebih sedikit untuk membuatnya.

Saat ini, tekanan untuk membuat mobil listrik, yang tidak ada emisinya, makin kuat. Tidak hanya dari Amerika dan Eropa, bahkan Cina juga ikut menegaskan akan mengambil jalur itu. Grup Daimler, Volkswagen, dan PSA akhirnya mengumumkan rencana detil program elektrik mereka.

Disisi lain, Daimler memperingatkan membuat mobil listrik juga berarti keuntungan pabrikan akan berkurang setengahnya. Hal ini akan memaksa grup ini mengambil langkah-langkah penghematan dengan cara alihdaya komponen-komponen mobil. Buat Jerman artinya ancaman bagi para pekerja di pabrikan mobil.

Bos Daimler, Dieter Zetsche, menjelaskan, “Produksi di pabrik sendiri sebenarnya sama sekali tidak diperdulikan konsumen.” Dia mengatakan ini dihadapan wartawan di Frankfurt auto show. Daimler memasang target penghematan sampai 4 miliar Euro di tahun 2025, yang jadi bagian dari upaya untuk investasi di mobil listrik.

“Daimler adalah pabrikan mobil pertama yang mengungkapkan seberapa besar penurunan keuntungan karena memproduksi mobil listrik,” tukas Berstein analis di Max Warburton. “Cukup berani mengungkapkanya pertama kali tapi pasti bukan yang terakhir.”

VW juga sedang mencari pemasok-pemasok baru dengan nilai kontrak mencapai 60 miliar dolar, yang termasuk pasokan baterai. Saat ini, baterai belum bisa diproduksi secara kompetitif di Eropa. CEO VW sendiri menegaskan, “Perusahaan semacam Volkswagen seharusnya memimpin proses ini, bukan hanya jadi pengekor.”

Sementara itu, saham Telsa Inc melonjak 6 persen, Senin lalu, setelah pejabat tinggi Cina menyatakan bahwa bukan apakah Cina akan melarang mobil konvensional atau tidak tapi pertanyaannya adalah kapan larangan akan diberlakukan. Di Eropa, Inggris dan Perancis sudah mengumumkan akan menghapus mobil konvensional dan sepenuhnya mengadopsi mobil listrik pada tahun 2040.

Namun ada peringatan dari PSA, pabrikan pembuat Peugeot dan Citroen, mengenai publik konsumen. Mereka kuatir jika generasi baru mobil listrik ternyata tidak dibeli oleh konsumen. “Jika tidak diterima oleh pasar, maka semua orang, industri, pekerja dan juga termasuk politisi, menghadapi masalah besar.

Tesla, saat ini, sudah berhasil menjual mobil listrik di pasar khusus. Namun sejauh ini mobil listrik belum masuk pasar massal, termasuk di Eropa. Namun ada pengecualian di Norwegia, yang memberi subsidi besar agar rakyatnya mau menggunakan mobil listrik. Secara keseluruhan pasar mobil listrik masih berada di bawah satu persen di dunia.

VW, sebagai bagian dari cara untuk menjauh dari ‘dieselgate’, telah mengunumkan akan melakukan investasi miliaran euro untuk mengembangkan mobil listrik. Pabrikan mobil ini juga menyatakan akan menjual 80 model mobil listrik pada tahun 2025 dan membutuhkan kapasitas empat kali lipat dari pabrik baterai Tesla (gigafactory) untuk memenuhi kebutuhan baterai listrik.

Disisi lain, baterai merupakan satu-satunya komponen paling berharga di mobil listrik dan para ahli menyebutkan adopsi besar-besaran pabrikan mobil pada mobil listrik akan mengalihkan bisnis dan lapangan kerja dari Eropa kepada pemasok Cina, yang saat ini sudah mendominasi pasar baterai mobil.

Menurut perusahaan consultan Alix Partner, pembuatan mobil listrik termasuk baterainya hanya membutuhkan kurang dari 40% tenaga kerja dibandingkan mobil konvensional. Hal ini saja akan menyebabkan pemangkasan tenaga kerja sampai 112.000 orang di Eropa dan ini pun belum menghitung jika pabrikan mobil melakukan alih daya dengan pemasok komponen dari luar Eropa.

Di Jerman, penghapusan mobil konvensional pada tahun 2030 akan membuat 600.000 orang kehilangan pekerjaannya, menurut Institut Ekonomi Ifo. Kanselir Angela Merkel menyebutkan industri permobilan membutuhkan dukungan pada masa transformasi ini. “Pemerintah harus memberikan lebih banyak insentif.”

Bosch, perusahaan pemasok komponen mobil terbesar dunia, mengeluarkan pernyataan yang menentang penghapusan mobil konvensional, dengan menyebutkan mobil listrik bukan satu-satunya jalan untuk mengurangi polusi.

Perusahaan Jerman juga sedang mengembangkan bahan bahas sintetis, yang bisa menggunakan SPBU dan mesin-mesin mobil konvensional. CEO Volkmar Denner menjelaskan bahan bakar sintetis ini berpotensi mengurangi emisi CO2 sampai 2,8 gigaton pada tahun 2050 — tiga kali lipat emisi Jerman pada tahun 2016. “Bahan bakar ini akan lebih cepat membatasi pemanasan global,” tambahnya.

Analis Richard Windsor memperingatkan mobil listrik akan membaya kehancuran bagi pabrikan mobil. Mobil listrik sangat awet dan sedikit sekali membutuhkan perawatan dibandingkan mobil konvensional. “Pabrikan mobil berlomba-lomba mengumumkan komitmen mereka untuk membuat mobil listrik, namun pada saat yang sama mereka mungkin merayakan kehancuran mereka sendiri.”

 

Sumber: reuters.com

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *